SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya bakal melakukan resepsi bagi 330 pasangan suami istri (Pasutri) dalam nikah massal di Balai Kota Surabaya. Rencananya acara dilaksanakan 3 Juli 2024 mendatang.
Resepsi dengan konsep pesta kebun itu mengalami kenaikan jumlah. Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pada tahun 2023 kegiatan ini diikuti 225 pasangan. Kemudian di tahun 2024 bakal diikuti 330 pasangan.
“Jumlah peserta yang daftar sebetulnya 377 pasangan, tetapi yang memenuhi persyaratan 330 peserta,” ungkapnya.
“Yang tidak lolos karena ada yang sudah pernah menikah tetapi belum bercerai, akhirnya menikah siri, utamanya yang perempuan. Ketika sudah menikah siri, baru satu bulan berikutnya akta cerainya keluar, jadi itu tidak bisa di isbatkan. Yang bisa di isbatkan adalah cerai terlebih dahulu baru nikah siri, itu bisa disahkan,” jelas Eddy.
Ia menjabarkan sebelum resepsi digelar, para pasutri diberikan pembekalan isbat nikah di Empire Palace, kemudian pelaksanaan sidang isbat di Gedung Siola lantai 4 dengan dua gelombang. Yakni, gelombang pertama tanggal 2 Juli 2024 yang diikuti oleh 250 pasang, dan gelombang kedua pada tanggal 3 Juli dengan diikuti 80 pasangan. Barulah gongnya dilaksanakan resepsi pernikahan pada 3 Juli 2024.
Selain memberikan pembekalan isbat nikah, pemkot juga menggelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi 330 pasangan. Meskipun terdapat pasangan dengan usia 70 tahun, namun terdapat pula pasangan dengan usia produktif.
“Itu kita cek kesehatannya supaya ketika nanti mereka punya anak dalam keadaan sehat. Jika memiliki riwayat penyakit akan ditangani oleh puskesmas setempat. Tes kesehatan untuk memastikan mereka adalah pasangan usia subur,” ujarnya.
Sedangkan, alasan dipilihnya konsep pesta kebun pada gelaran nikah massal tahun 2024 ini adalah berdasarkan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang ingin mengemas event tersebut sebagai pesta rakyat. Dengan demikian, masyarakat diharapkan lebih sadar dan peduli terhadap pentingnya dokumen pernikahan.
“Tahun lalu di Empire, masyarakat tidak bisa menyaksikan, yang menyaksikan adalah keluarga sendiri. Pak Wali ingin ini dikemas menjadi pesat rakyat atau pesta kebun sehingga masyarakat umum bisa menyaksikan proses pernikahannya,” imbunya.
Untuk busana dan rias pengantin, pemkot menyedikan busana beserta periasnya. Bahkan, sebelum pembekalan bagi peserta isbat nikah, terlebih dahulu para peserta melakukan fitting busana pengantin.
“Hari ini memadukan antara konsep riasan dengan busana. Sehingga satu pasangan akan dirias oleh satu perias. Hari ini busananya dipaskan karena tahun ini tema busana pengantinnya sparkling atau berwarna-warni. Kalau tahun lalu temanya putih melati,” jelasnya.
Meski di tahun 2024 ini terdapat peningkatan peserta, Eddy mengaku masyarakat masih berpikir bahwa proses pernikahan berbelit-belit, serta harus mengeluarkan uang tidak sedikit. Di mana, para peserta yang mengikuti program isbat nikah ini didominasi oleh warga yang tidak mampu.
“Kita ada anggaran untuk membayar isbat nikah bagi orang tidak mampu. Termasuk mendapat bantuan dari Baznas. Harapan kita dengan adanya isbat nikah ini, masyarakat semakin sadar bahwa menikah itu mudah, dan bisa memberikan manfaat kepada dirinya dan anaknya nanti melalui dokumen kependudukan,” pungkasnya. (ST01)