SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Dalam rangka memperingati hari HIV AIDS Sedunia, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Komisi Penanggulangan AIDS mengajak masyarakat bergerak bersama mengakhiri HIV/AIDS tahun 2030. Ajakan ini disampaikan dalam talkshow program SAPA! Malowopati FM, Jumat (1/12)
Salah satu narasumber, Paiman dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Bojonegoro mengatakan semua pihak perlu bergerak bersama mengakhiri HIV AIDS tahun 2030. Caranya dengan menempuh jalur cepat 95, 95, 95.
Artinya, orang-orang yang mempunyai risiko terhadap HIV AIDS mengetahui status HIV AIDSnya dengan melakukan testing. “Kedua 95 persen orang yang terdiagnosa HIV AIDS harus menjalani pengobatan, dan 95 persen lagi orang yang menjalani pengobatan HIV AIDS viralognya tidak terdeteksi lagi,” katanya.
Paiman menjelaskam bahwa secara data Kabupaten Bojonegoro ODHIV (orang dengan HIV) sejak awal terdeteksi hingga saat ini yang masih hidup sebanyak 2.770. Dan yang meninggal sebanyak 642 orang. Sedangkan yang masih dalam pengobatan sebanyak 1.668. Serta ODHIV yang putus obat sebanyak 402.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mendeteksi keberadaanya untuk menjalani pengobatan dan tidak menjadi lagi sumber penularan.“ Dalam mencapai terget tersebut perlu kerja sama berbagai pihak. Maka Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten dan kelompok masyarakat yang peduli HIV AIDS untuk mencapai target di tahun 2030 nanti,” ucapnya.
Paiman juga mengatakan terkait layanan testing HIV AIDS, Pemkab Bojonegoro mempunyai 35 Puskesmas yang sudah mampu untuk melakukan testing HIV AIDS. “Termasuk 11 rumah sakit,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan dari Komisi Penanggulan AIDS Kabupaten Bojonegoro Suharto mengatakan bahwa KPA bersama Dinas Kesehatan melakukakan kolaborasi sosialisasi baik promotif maupun prefentif dengan berkunjung ke perguruan tinggi dan sekolah menengah atas (SMA) khususnya usia remaja. Tujuannya untuk sosialisasi pencegahan penularan HIV AIDS.
“Dari KPA ada program pendampingan yang bernama KEKASIHKU (Kegiatan Kunjungan pemberian Motivasi Orda dan Keluarga) bersama kelompok dukungan sebaya dan kader TBHIV,” terangnya.
Suharto berharap di tahun 2024 memaksimalkan pendampingan kepada para ODHIV untuk memberikan suatu pemahaman kepada yang bersangkutan dan keluarga untuk melakukan pengobatan sehingga target eliminasi di tahun 2030 bisa tercapai. (ST10)