SURABAYATODAY.ID, MALANG – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan terdapat komoditi unggulan lain di Jatim. Yaitu, produksi pisang di Jatim tercatat menjadi yang tertinggi nasional, dimana mencapai 26.265.819 kwintal pada tahun 2022. Jumlah tersebut berkontribusi sebanyak 28,41% terhadap produksi pisang nasional.
Kemudian produksi jagung di Jatim pada tahun 2022 juga mencapai 7.385 juta ton pipilan kering. Angka tersebut naik 371 ribu ton dari tahun sebelumnya, yang juga menjadikan Jatim sebagai produsen jagung tertinggi nasional.
Hal ini disampaikannya saat membuka Gebyar Pembangunan Perkebunan Jawa Timur Tahun 2023 yang diikuti 800 insan perkebunan di Hotel Grand Mercure Malang, Kamis (16/11).
“Meskipun produksi jagung kita tertinggi, namun karena 50% kebutuhan pakan ayam itu dari jagung, maka seringkali kita masih membutuhkan jagung dari Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan NTB,” katanya
Lebih jauh, Gubernur Khofifah juga mendorong terus peningkatan hilirisasi sektor perkebunan Jawa Timur. Ini penting, dengan hilirisasi yang maksimal maka akan turut mendorong perekonomian di Jatim menjadi lebih inklusif. Yang akan memberikan peningkatan pada petani Jatim.
“Karena jika tidak dibangun penguatan hilirisasinya maka nilai tambahnya akan kecil. Ketika kita masuk pada hilirisasi maka nilai tambah akan lebih besar yang bisa dinikmati baik oleh petani maupun pelaku UMKM,” tegas Gubernur Khofifah.
Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menegaskan bahwa kolaborasi menjadi penting karena hilirisasi membutuhkan beberapa kebutuhan-kebutuhan dasar yang berkaitan dengan digital ecosystem, alat-alat penunjang hingga jejaring pasarnya.
Ia bahkan meyakini dengan kemampuan untuk menyiapkan benih dengan baik serta didukung hilirisasi serta Market Access yang baik, akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi bagi Jawa Timur.
“Saya rasa ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa menjawab bagaimana penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jatim yang turun sangat signifikan,” tegasnya.
“Melalui penajaman pada hilirisasi, kita optimis bahwa berbagai potensi produk perkebunan unggulan asli Jawa Timur akan bisa terus dikembangkan. Dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan para petani,” pungkasnya.
Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI Andi Nur Alamsyah mengatakan, Kementerian Pertanian memandang bahwa Prov Jatim memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing pada sektor perkebunan dengan menggandeng seluruh stakeholder terkait.
Bahkan, Pemprov Jatim terus mendorong keterlibatan pesantren pesantren untuk menggali lahan kopi dan kakao serta mengoptimalkan peran asosiasi petani tebu. Upaya yang dilakukan di Jatim berdampak kepada peningkatan hasil perkebunan di Jatim sejak tahun 2019-2022.
“Setiap tahun, Jatim menjadi provinsi penghasil gula tertinggi di Indonesia. Kami sungguh mengapresiasi kebijakan Pemprov Jatim yang terus mendorong peningkatan perkebunan dari hulu hingga hilir serta kreatif dan inovatif dalam mengelola sektor perkebunan dengan didukung teknologi informasi yang mumpuni,” jelasnya. (ST02)