SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan menyambut kedatangan Duta Besar (Dubes) Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Fabien Penone di lobby lantai 2, gedung Balai Kota, Senin (16/10/2023). Pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Pemerintah Prancis ini adalah kali kedua yang digelar pada Juli 2023.
Dubes Prancis Fabien Penone ingin menindaklanjuti rencana kerjasama di bidang pendidikan yang disebutkan pada pertemuan sebelumnya oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Selain di bidang pendidikan, juga akan ada hubungan kerja sama lainnya dari Pemerintah Prancis dengan pemerintah Indonesia.
Sekda Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, sebelumnya Wali Kota Eri Cahyadi menyebutkan bahwa dirinya ingin Kota Surabaya menjalin hubungan sister city dengan kota-kota yang ada di Prancis. “Pak Wali Kota (Eri Cahaydi) menyampaikan, bahwa ingin sekali ada sister city antara kota yang ada di Prancis. Diharapkan, ini akan bisa segera terwujud,” kata Ikhsan.
Dalam pertemuan kali ini, selain ingin menjalin hubungan erat dengan Kota Surabaya, Dubes Prancis Fabien Penone juga ingin bertemu dengan mahasiswa dan mahasiswi asal Prancis yang menjalani studi di Universitas Airlangga (UNAIR) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Ikhsan berharap, para mahasiswa asal Prancis yang sedang studi di Kota Surabaya saat ini, ke depan bisa membawa ilmu bermanfaat dan menjadi duta budaya Indonesia di lingkungannya. Sebelumnya, para mahasiswa asal Prancis itu juga sempat diajak berkunjung ke perkampungan, tempat wisata, makanan khas, hingga belajar tentang budaya di Kota Pahlawan.
“Semoga ini (para mahasiswa/mahasiswi) bisa menjadi duta untuk Surabaya di negara Prancis. Kami berharap, nanti ketika datang lagi ke Surabaya, lebih banyak lagi mengajak keluarga dan temannya untuk belajar di Kota Surabaya,” ujar Ikhsan.
Ia menambahkan, tak hanya pertukaran mahasiswa dan mahasiswi, akan tetapi ke depannya Prancis dan Kota Surabaya bisa menjalin pertukaran dosen. “Sehingga kemudian akan lebih banyak lagi pertukaran mahasiswa dan dosen, dengan begitu ilmunya yang akan sama antara Surabaya dengan Prancis,” imbuhnya.
Sedangkan Fabien Panone mengatakan, sangat senang bisa kembali ke Kota Surabaya. Pertemuan kali ini untuk menindaklanjuti kerjasama di bidang pendidikan, khususnya di sektor universitas, saintifik, dan pertukaran mahasiswa.
Menurut Fabien, hubungan bilateral Indonesia dan Prancis saat ini kian erat. Karena, pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas bagi Prancis untuk menjalin hubungan kerjasama. Setidaknya ada empat alasan, yang pertama adalah berkenaan dengan ekonomi, kreatifitas dinamis, dan kekuatan demokrasi.
“Alasan yang kedua adalah, pentingnya dari segi wilayah khususnya di ASEAN dan pentingnya peranan Indonesia di dalam ASEAN. Alasan ketiga adalah konteks tekanan geopolitik lokal, dan keempat yakni permasalahan global yang dapat dipecahkan bersama antara Indonesia dan Prancis,” papar Fabien.
Fabien menambahkan, pada 8 November 2023 mendatang juga akan ada penyelenggaraan pameran pendidikan tinggi Eropa di Kota Surabaya. Dia berharap, pada momen tersebut bisa menjadi awal mula pertukaran mahasiswa Indonesia, khususnya Kota Surabaya di universitas-universitas Eropa.
“Institut Francais Indonesia (IFI) khususnya di seluruh jaringan kami di Indonesia, khususnya di Surabaya, juga membantu dalam hal informasi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa Indonesia yang berada di sini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam kesempatan ini Fabien tak sendiri, dia didampingi Konsulat Kehormatan Prancis Kota Surabaya Hans Jayanata, Direktur Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya Sandra Vivier, serta puluhan mahasiswa asal Prancis lainnya. (ST01)