SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya memiliki Bank Sampah Induk Surabaya yang peresmiannya dilakukan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Bank ini diharapkan bisa menampung hasil sampah olahan pilahan warga.
Dengan keberadaan bank sampah itu, Komisi C DPRD Surabaya menginginkan persoalan sampah bisa ditangani. Sebab, sampah menjadi salah satu persoalan yang dihadapi setiap kabupaten/kota.
“Dengan pengelolaan yang baik, harapannya persoalan sampah sudah dapat tertangani di Surabaya ini,” kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono.
Diungkapkannya, bank sampah ini dikonsep bisa untuk menampung hasil olahan, pilahan dari warga. Sebab selama ini, setelah dipilah untuk dijadikan duit, warga bingung hendak menyetorkan ke mana hasil olahan itu.
“Maka dengan bank sampah ini, sampah dari warga bisa tertampung dan dibayar,” terang Baktiono.
Ia menjabarkan pengelolaan sampah di Surabaya ini sudah dilaksanakan dengan sangat beragam. Salah satunya melakukan MoU dengan pihak ketiga, di mana sampah dikelola menghasilkan gas dan listrik.
“Dan itu yang satu-satunya di Indonesia yang diresmikan presiden,” beber Baktiono.
Berikutnya, politisi berkacamata ini menjabarkan dalam pengelolaan sampah memang dibutuhkan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik, urai dia, akan diolah menjadi pupuk dan juga menjadi gas. Sedangkan yang anorganik berupa plastik, nantunya akan didaur ulang atau recycling.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati mengatakan Pemkot Surabaya memang sudah melakukan upaya penanganan sampah. Di antaranya, sampah anorganik diatasi dengan bekerja sama dengan 16 perusahaan swasta.
“Itu bisa mengurangi sampah hingga 30 persen sampah per hari,” katanya.
Berdasar data Dinas Lingkungan Hidup Surabaya, per hari ada sekitar 600 ton masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Benowo Surabaya. Menurut Aning, jika dari 600 ton per hari itu, sampah anorganik sudah berkurang 480 ton. Itu hasil dari kerja sama Pemkot Surabaya dengan 16 perusahaan swasta pada 2023-2024 ini.
Lantas, lanjut dia, ada 120 ton sampah organik per hari yang harus dituntaskan Pemkot Surabaya. Aning menilai, 120 ton per hari bisa dikikis dengan program Kampung Zero Waste Surabaya.
Selain melalui “Kampung Zero Waste”, pada 2023-2024 Pemkot Surabaya juga akan membangun 5 TPS3R (recycle, reduce, dan reuse). Dia optimistis Surabaya segera bebas dari sampah.
“Belum lagi ada bank-bank sampah, saya yakin Pemkot Surabaya bisa,” kata Aning. (ADV-ST01)