SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya memastikan ketersediaan bahan pokok utama, yakni beras sangat mencukupi. Indeks kecukupan pangan bahan pokok beras Kota Surabaya pada bulan Agustus 2023 sebesar 1,31. Artinya ketersediaan jumlah beras di atas jumlah kebutuhan seluruh penduduk Surabaya.
Gambarannya, misalkan kebutuhan beras untuk seluruh penduduk Surabaya 100 ton, maka jumlah beras yang ada di pasaran, baik agen, toko, pedagang eceran, dan toko kelontong sebanyak 131 ton. Jadi, beras sangat tercukupi.
Di samping itu, perkembangan harga bahan pokok (sembako) penting di Kota Surabaya pada bulan Agustus 2023 secara umum dalam keadaan stabil dan terkendali.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan menyampaikan bahwa dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur, per tanggal 25 Agustus 2023, diketahui dua komoditas pangan terpantau mengalami sedikit kenaikan, yaitu beras dan cabai merah besar.
“Untuk beras kenaikan tidak sampai melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah Rp 10.900. Adapun untuk cabai merah besar di Surabaya rata-rata Rp 32.500, yang lebih rendah dari rata-rata Jawa Timur senilai Rp 34.921,” katanya, Sabtu (26/8).
Ikhsan menerangkan Pemkot Surabaya juga melakukan pengendalian harga dengan memberikan informasi terkait perkembangan harga dari pemantauan harga komoditas di banyak pasar melalui televisi yang dipasang di pasar pasar. Di antaranya, Pasar Wonokromo, Tambahrejo, Pucang Anom, Genteng Baru, dan Pabean.
“Dengan memberikan informasi tentang harga bahan pokok setiap hari di pasar, maka warga bisa mengetahui harga wajar di hari itu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan Pemkot Surabaya telah melakukan langkah antisipasi terhadap kenaikan harga komoditas beras. Caeanya dengan pendistribusian beras medium Bulog kepada pedagang di pasar-pasar utama Surabaya sebanyak 14 ton, Sabtu (26/8).
“Ketersediaan beras masih sangat cukup dan harga diharapkan tidak akan naik tinggi dengan digelontorkan beras ke para pedagang. Harga tersebut sudah terinfo ke seluruh pedagang yang dipasok,” ungkap Dewi.
Sedangkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan, untuk mengendalikan harga cabai merah besar, telah dilakukan kerjasama dengan daerah penghasil komoditas pertanian, seperti Kediri, Sidoarjo, Gresik, dan Blitar.
“Hal ini dilakukan untuk memastikan pasokan distribusi dan harga terkendali serta memfasilitasi pedagang pasar untuk bisa mendapatkan komoditas dari sumber dengan harga termurah,” pungkasnya. (ST01)







