SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Mensana in copore sano. Begitu istilah populer latin yang mengandung makna “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Bersama Dinas Kesehatan dan Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia (KORMI) Bojonegoro, sosialisasi program MP ASI dan olahraga masyarakat dilaksanakan di lapangan Desa Gayam, Rabu (23/8).
Kegiatan dikemas dengan penuh semangat sportifitas, diikuti oleh mayoritas kalangan ibu-ibu atau emak-emak pegiat senam dari Kecamatan Gayam, Kalitidu, dan Ngasem. Mereka tumpah ruah membentuk barisan memadati lapangan.
Iringan musik dance dari sang pemandu gerak pun diputar. Seluruh peserta pun mengikuti senam bersama. Berbaur dengan para peserta senam adalah Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.
“Sebelum datang ke sini, apakah putra-putrinya di rumah sudah diiurus? Ga bahaya ta?” canda Bupati Anna yang disambut tawa oleh peserta.
Ia menyampaikan, KORMI merupakan lembaga pemerintah, mulai dari pusat, provinsi, dan kabupaten. Sedangkan di Bojonegoro, KORMI baru terbentuk dan diketuai Ali Mahmudi.
“Ini sekaligus mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga, untuk membangkitkan energi positif,” terang Bupati Anna.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ani Pujiningrum mengatakan senam ini untuk membudayakan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang bertujuan mempercepat dan mensinergikan tindakan upaya promotif dan preventif. Selain itu ada program terbaru, yakni sosialisasi bantuan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang ditujukan kepada ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-12 bulan.
Bantuan MP ASI tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas air susu ibu (ASI) bagi ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-6 bulan. “Jadi ibu-ibu yang memberikan ASI harus senantiasa meningkatkan kualitas makanannya, sehingga ASI yang dihasilkan bisa memenuhi pertumbuhan dari sang bayi,” terangnya.
“Sedangkan untuk balita usia 6-12 bulan adalah meningkatkan konsumsi protein, diharapkan “1 balita mengkonsumsi sebutir telur atau protein hewani setiap hari,” tambah dia.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan program tersebut, nantinya bidan desa bersama pemerintah desa, Dinkes, Dinsos, dan Disdukcapil akan mendata dan memverifikasi ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-12 bulan tersebut. Hal ini untuk meningkatkan kualitas gizi balita terutama di usia 0-12 bulan dan umumnya sampai usia 5 tahun, sehingga diharapkan Bojonegoro zero stunting. (ST10)





