SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menghidupkan kembali kompleks Taman Remaja Surabaya (TRS). Tempat wisata ini akan direvitalisasi dan dikembalikan sebagai pusat kesenian dan wahana wisata murah keluarga di Kota Pahlawan.
Komisi C DPRD Surabaya menginginkan Pemkot Surabaya tidak akan melupakan sejarah. Komisi bidang pembangunan ini sepekat TRS dibangun kembali, tapi tidak dengan mengubah namanya.
Ketua Komisi C Baktiono menegaskan siapapun investornya harus tetap mempertahankan nama TRS. Sebab nama tersebut sudah menjadi ikon Kota Pahlawan ini.
“Nama Taman Remaja Surabaya sudah menjadi cerita ke anak dan cucu. Area wisata itu nanti bisa menjadi ajang nostalgia bagi warga Kota Surabaya,” katanya.
Legislator berkacamata ini juga menambahkan konsep pembangunan TRS harus dikombinasikan dengan Taman Hiburan Rakyat (THR). Sebab, antara TRS dengan THR adalah satu kawasan.
“Konsepnya bisa seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Dari beberapa bangunan, ada konsep yang menghidupkan kembali kesenian ludruk dan sebagai pusat berkesenian lainnya,” papar Baktiono.
Dikatakannya pula, bahwa THR sudah ada lebih dulu sebelum TRS. Selain ikon kota, keduanya sudah menjadi sejarah di Kota Surabaya. “Karena THR ini sudah ada sejak 1950an lebih lama dari TRS. Bisa dihidupkan kembali. Terpenting, namanya jangan diganti,” tegas Baktiono.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron juga mendukung langkah pemkot merevitalisasi TRS. Legislator ini menilai revitalisasi TRS akan dapat menghidupkan kembali wahana wisata keluarga sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Tentu akan menambah kas PAD,” kata Buchori Imron.
Ia memaparkan wali kota punya kewenangan untuk mencari investor, bahkan bisa menggandeng investor dari luar negeri. Namun di sisi lain, Buchori mengimbau pemkot agar bisa memanfaatkan lahan tidur.
Alasannya, menurut dia, masih banyak aset yang belum bisa dimaksimalkan. Sehingga ia menekankan pemkot juga perlu membuat terobosan baru mengoptimalkan aset miliknya yang banyak menganggur. “Ini yang perlu dicari terobosannya,” tambahnya. (ADV-ST01)