SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestiantor Dardak mengajak Fossei Jatim untuk ikut berperan memperkuat gerak kemajuan ekonomi Islam di Indonesia. Caranya dengan meningkatkan jumlah sumber daya manusia yang memahami hakikat dari ekonomi Islam atau yang biasa dikenal dengan ekonomi syariah.
“Saya juga ingin bekerja lebih keras lagi dengan mengajak Fossei untuk kita sama-sama memajukan ekonomi syariah di Jawa Timur,” kata Wagub Emil.
Hal ini fisampaikannya saat menghadiri Awarding Night atau malam penganugerahan Temilreg (Temu Ilmiah Regional) Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (Fossei) 2023. Acara ini digelar di Aula Fadjar Notonegoro Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu (15/7).
“Tiap kampus saling menjalankan program ekonomi syariah ekonomi Islam tapi nggak cukup kalau tiap kampus ini sendiri-sendiri maka melalui Fossei inilah di pertemukan silaturahmikan kelompok studi ekonomi Islam dari berbagai kampus, ini luar biasa,” imbuhnya.
Wagub Emil Dardak yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jatim mengaku bangga bahwa Fossei telah menjadi bagian dalam menggodok persiapan sumber daya manusia (SDM) untuk mengembangkan ekonomi Islam di Indonesia. Ia menegaskan bahwa peningkatan kualitas SDM yang memahami ekonomi syariah seyogyanya dibangun lebih dini.
“Tentunya kita harus mulai benar-benar membangun body of knowledge yang mumpuni di organisasi-organisasi masyarakat keislaman seperti Nahdlatul Ulama dia punya Batsul Masa’il, Muhammadiyah ada lembaga tarjih, kemudian MUI juga punya tentunya komisi fatwa,” katanya.
Ia menjelaskan misi ekonomi syariah bukan hanya mengembangkan ekonomi islam dalam tatanan masyarakat Islam. Tapi juga menggaungkan sebagai sebuah syiar bahwa agama Islam dan Alquran mengajarkan bagaimana mendorong perekonomian yang lebih adil dan mensejahterakan bagi seluruh manusia semangat rahmatan lil alamin.
“Esensi dari ekonomi Islam ada pada values-nya, tidak boleh masuk ke dalam sebuah transaksi yang spekulatif, nilai-nilai seperti ini kan sebenarnya tidak memandang agama, adalah nilai-nilai yang secara universal itu sangat – sangat humanis dan sangat-sangat tentunya mendorong values,” jelasnya.
Ia menyebut Indonesia sangat berpotensi menjadi negara center of Islamic Economic. Lantaran Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun di sisi lain SDM di Indonesia belum banyak yang memiliki concern terhadap ekonomi Islam itu sendiri.
“Posisi itu harus kita rebut dengan cara meningkatkan jumlah SDM yang siap untuk kemudian menentukan positioning kita disitu,” tegasnya.
“Sistem global saat ini lagi mencoba beradaptasi dengan sistem ekonomi Islam. Makanya kita perlu SDM yang mumpuni,” imbuhnya. (ST01)





