SURABAYATODAY.ID, MADIUN – Di malam ketujuh, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan Safari Ramadan di Madiun. Ia Salat Tarawih dilanjutkan berziarah ke makam leluhur Gus Dur yakni Kiai Ageng Basyariah, di Dusun Sewulan Wetan, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Selasa (28/3) malam.
Gubernur Khofifah menyebut, Kiai Ageng Basyariah ini adalah sosok ulama yang konsisten mengajarkan nilai-nilai spiritual sebagai lokomotor perubahan. Salah satu keberhasilan Kiai Ageng Basyariah ialah memperjuangkan Sunan Pakubuwono II dalam perebutan tahta Mataram Kartasura melawan Sunan Kuning.
“Kiai Ageng Basyariah ini adalah pemimpin juga ulama. Dengan kedalaman ilmu agama yang dia miliki, beliau berperan besar atas kembalinya kekuasaan Kasunanan Pakubuwono II,” katanya.
Dihimpun dari berbagai sumber, Kiai Ageng Basyariah atau Raden Mas Bagus Harun adalah leluhur dari presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid dari KH. Wachid Hasyim. Kiai Ageng Basyariah ini dikenal sebagai sosok yang cerdas, alim, dan tawadhu.
Bagus Harun (Basyariah) adalah Putranya Adipati Ponorogo yang menjadi Santri di Tegal Sari Ponorogo. Sewaktu Paku Buwono II mengungsi ke Tegal Sari karena Keraton Solo direbut oleh Mas Garendi (Sunan Kuning).
Paku Buwono II minta tolong kepada Kiai Tegal Sari Ponorogo untuk membantunya, kiai memerintahkan santrinya yaitu Bagus Harun (Basyariah), setelah berhasil mengalahkan Raden Mas Garendi, akhirnya Bagus Harun (Basyariah) mendapat hadiah berupa Songsong dari Paku Buwono II.
Kemudian RM. Bagus Harun (Basyariah) pulang ke Tegal Sari Ponorogo, medapatkan pula Tanah Perdikan di Sewulan. Kemudian didirikanlah masjid dan pesantren sebagai upaya dakwah agama Islam oleh Bagus Harun (Basyariah).
Atas jasa perjuangannya, Kiai Ageng Basyariah hendak dijadikan Adipati Banten. Namun ia menolak dan memilih kembali ke pesantren.
“Sifat tawadhu’ beliau perlu diteladani, bahwa saat menggengam keberhasilan, harus tetap rendah hati,” imbuhnya.
Pada tahun 1740 M, Kiai Ageng Basyariah mendirikan Masjid Agung Sewulan yang hingga saat ini masih berdiri kokoh. Masjid Agung Sewulan ini memiliki corak bangunan khas Jawa yang tetap dipertahankan, atap yang terdiri dari tiga susun, disertai kolam air untuk cuci kaki, dan gapura yang kokoh.
“Masjid tempat kita salat tarawih ini adalah peninggalan Kiai Ageng Basyariah, semoga kita semua mampu meneladani beliau, ketawadhuannya dan bagaimana menjadi pemimpin yang juga ulama” harapnya.
Sementara nasab yang ditarik dari garis neneknya presiden keempat Gus Dur, masih keturunan dari Bagus Harun dan pada masa kecilnya Gus Dur pernah tirakat di Sewulan.
Apabila di runut ke atas, Bagus Harun anaknya Adipati Ponorogo yang merupakan cucu buyutnya Panembahan Senopati. Dan apabila ditarik lebih ke atas lagi adalah keturunan dari salah satu Raja Majapahit Bhre Brawijaya.
Sebelum berziarah, Khofifah bersama Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Madiun Hary Wuryanto melaksanakan salat tarawih berjamaah bersama masyarakat Desa Sewulan di Masjid Agung Sewulan.
Tak hanya itu, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga membagikan 400 kantong beras yang masing-masing beratnya 3 kilogram kepada seluruh jamaah Salat Tarawih. (ST02)