SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Program Surabaya Bergerak ternyata tidak hanya kerja bakti yang dilakukan RT dan RW. Lebih dari itu, program ini juga menyasar pengentasan stunting di Kota Pahlawan.
Bahkan, di sejumlah kecamatan di Surabaya sudah membuat dapur umum khusus untuk penanganan anak stunting. Salah satunya di Kecamatan Mulyorejo.
Camat Mulyorejo Yudi Eko Handono bersama lurahnya berhasil menggugah semangat RT, RW, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan juga LPMK-nya untuk bersama-sama dan bersatu mengentas stunting di wilayah tersebut. Mereka secara bergantian membuat dapur umum dan juga menggalang donasi dari para danatur untuk dibuat permakanan tambahan bagi anak-anak stunting di kecamatan tersebut.
“Berdasarkan arahan Pak Wali (Eri Cahyadi, Red), kami diminta membangkitkan budaya Arek Suroboyo yang selalu gotong royong, memiliki empati dan simpati, sehingga secara bergantian kami membuat dapur umum anak stunting,” kata Yudi, Minggu (12/3).
Sistemnya, lanjut dia, setiap hari ada satu kelurahan di Mulyorejo yang membuat permakanan tambahan untuk satu kecamatan, sehingga jadwal setiap harinya sudah ada selama seminggu. Nah, karena di Kecamatan Mulyorejo ini ada enam kelurahan, akhirnya khusus hari minggunya dicarikan donatur atau sponsor.
“Dana yang di dapur umum itu berasal dari bantingan warga seikhlasnya. Sedangkan yang dari sponsor itu mereka yang langsung membuat permakanan sesuai rekomendasi dari pihak puskesmas. Seperti hari minggu ini kita dapat donatur dari Dimsum Mbledos, sehingga mereka membuat produk dimsum yang khusus makanan balita stunting,” tegasnya.
Selain itu, dapur umum untuk anak stunting juga ada di Kecamatan Pabean Cantian. Camat Pabean Cantian Muhammad Januar Rizal menyatakan program ini digagas bersama UMKM, KSH, perusahaan atau donatur yang ada di wilayah setempat.
Tujuannya untuk memberikan pelayanan bantuan terhadap anak yang memiliki gangguan pertumbuhan. “Program ini dalam rangka untuk percepatan penurunan angka balita stunting di Kecamatan Pabean Cantian,” kata Rizal.
Ia berharap, dengan adanya dapur umum balita stunting ini bisa menambah kecukupan gizi dan keanekaragaman makanan bagi mereka. Sebab, program tersebut, juga memberikan bantuan terhadap anak-anak yang mengalami keterbatasan fisik.
“Program dapur umum ini bukan hanya menyisir bagi balita stunting. Peruntukkannya juga diberikan bagi anak penyandang disabilitas. Yang sebelumnya mendapatkan satu kali permakanan dalam sehari. Insya Allah nanti akan mendapatkan dua kali dalam satu hari,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memastikan bahwa program Surabaya Bergerak itu tidak hanya kerja bakti, tapi juga bergerak bersama dalam mengentas anak stunting. Makanya selama ini sudah ada yang menjadi orang tua asuh anak stunting, dan sudah banyak juga di beberapa kecamatan yang membuat dapur umum untuk membuat permakanan tambahan khusus anak stunting.
“Bak gayung bersambut. Saya mencoba menggagas program Surabaya Bergerak dan akhirnya direspon warga dengan membuat dapur umum. Inilah bukti bahwa budaya Arek yang selalu gotong royong dan selalu memiliki rasa empati dan simpat,” katanya.
“Bolehlah Surabaya menjadi kota kelas dunia, tapi budaya Arek dan budaya gotong royong akan terus kita gelorakan,” tegas Eri Cahyadi. (ST01)