SURABAYATODAY.ID, LAMONGAN – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa ada dua kunci untuk menangani banjir di Kabupaten Lamongan ini yakni Pintu Air Kuro dan DAM Tambak Ombo.
“Sekarang kita akan fokus di Pintu Air Kuro. Sebab kondisinya lama dan rapuh. Sehingga sesegera mungkin harus ditangani,” ujarnya saat mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi banjir.
Berdasarkan data terkini dari BPBD Kabupaten Lamongan, banjir telah merendam 59 desa di 8 kecamatan yakni Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Karangbinangun, Kecamatan Deket, Kecamatan Glaga, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Babat, dan Kecamatan Laren.
Tercatat ketinggian air bervariasi mulai dari 16 cm hingga 75 cm. Ketinggian air tertinggi tercatat berada di Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah. Akibat banjir ini, sebanyak 6.627 rumah warga terendam. Selain itu terdapat pula 55 gedung sekolah, 22 tempat ibadah, dan juga 8.424 lahan tambak, serta 7 fasilitas kesehatan terimbas dampaknya.
Pemprov Jatim bersama Pemkab Lamongan telah siap menangani bencana banjir di Kabupaten Lamongan khususnya untuk rekonstruksi pintu air Kuro. Sejak masuknya laporan terkait kejadian banjir ini, sebanyak 4 pompa air telah dikerahkan untuk mengurangi ketinggian banjir. Selain itu 42 pos kesehatan juga telah didirikan di setiap kecamatan.
Sementara itu, Kepala Dusun Juput Suwanto berharap agar rekonstruksi Pintu Air Kuro bisa segera dikerjakan dan warganya terbebas dari banjir. “Banjir di sini setiap tahun terjadi. Tapi kali ini yang paling parah. Kami berharap banjir ini segera ditangani,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh para warga terdampak. Di hadapan Gubernur Khofifah, warga meluapkan keresahannya. Keresahan utama mereka menyangkut sawah dan tambak. Karena, banjir yang lama surut ini telah bertahun-tahun membuat panen gagal dan menyebabkan kerugian yang tak terhitung jumlahnya.
Salah satunya Sutardjo (65), menyuarakan normalisasi sungai aliran Bengawan Jero dan Bengawan Solo agar banjir cepat surut. “Saya harap hadirnya Ibu Gubernur di sini bisa mempercepat tindakan untuk normalisasi sungai, seperti pengurukan agar sungai makin dalam dan air cepat surut. Tahun lalu air surut baru setelah 6 bulan, tapi tahun ini air paling dalam. Kerugiannya warga besar sekali,” katanya. (ST02)