SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemprov Jatim melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus melakukan berbagai upaya terutama dalam menghadapi perubahan iklim global dan degradasi sumberdaya pesisir. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan upaya menjaga daya dukung alam dan lingkungan saat ini menjadi penting.
Apalagi saat ini green economy (ekonomi hijau) telah bertransformasi menuju blue economy (ekonomi biru). Ekonomi hijau merupakan upaya mengelola ekonomi dengan limbah yang ramah linkungan tetapi ekonomi biru bagaimana mengelola ekonomi dengan nirlimbah (tanpa limbah).
“Blue economy adalah konsep yang harus kita kembangkan saat ini maupun yang akan datang. Konsep blue economy di sektor laut adalah pemanfaatan laut untuk ekonomi masyarakat tapi tidak merusak lingkungan sehingga berkelanjutan atau sustainable,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Khofifah, rencana tata ruang laut Provinsi Jatim sendiri yakni pencadangan/indikasi kawasan konservasi seluas 202.819 Ha, zona industri seluas 10.311 Ha, kawasan konservasi lainnya seluas 16.719 Ha, zona blue carbon seluas 10.059 Ha, zona pelabuhan laut seluas 43.924 Ha, zona perikanan budidaya seluas 308.979 Ha, zona perikanan tangkap seluas 4.521.736 Ha, dan zona pariwisata seluas 6.140 Ha
“Kami juga terus berupaya melakukan berbagai strategi pengelolaan ruang laut melalui proses integrasi tata ruang laut dengan tata ruang darat, pengawasan kesesuaian pemanfaatan ruang laut, penetapan kawasan konservasi perairan pesisir, dan sosialisasi dan edukasi pemanfaatan ruang laut secara masif,” urainya.
Sebagai informasi, Potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Jatim yakni luas laut 5.202.579,34 Ha, garis pantai 3.543,54 km, kapal penangkap ikan sebanyak 50.979 unit, destinasi wisata 218 lokasi, jumlah ekspor 385.083 ton, instalasi migas 66 unit, jumlah pulau 504 pulau, jumlah pembudidaya 276.670 orang, nelayan 235.578 orang, terminal khusus 67 unit, usaha pengolahan dan pemasaran 26.070 unit, Pelabuhan umum 121 unit, Pelabuhan penyebrangan 16 unit.
Sedangkan untuk hasil Perikanan budidaya tahun 2020 sebanyak 1.264.569,21 Ton, tahun 2021 sebanyak 1.292.451,68 Ton, tahun 2022 sebanyak 1.314.043,12 Ton. Kemudian Perikanan tangkap tahun 2020 sebanyak 508.389,46 Ton, tahun 2021 sebanyak 533.084,12 Ton, tahun 2022 sebanyak 598.317 Ton. Sedangkan Garam rakyat, tahun 2020 sebanyak 396.253,54 Ton, tahun 2021 sebanyak 740.414,08 Ton, dan tahun 2022 sebanyak 402.845,84 Ton.
Hal tersebut kemudian membuat Jatim meraih sejumlah penghargaan di tingkat nasional. Seperti Peringkat satu Nasional Perikanan Tangkap sebanyak 598.317 ton, Peringkat satu nasional Ekspor Perikanan sebanyak 385.083 ton, Peringkat satu Nasional Produksi Garam sebanyak 402.845,839 ton, serta Peringkat tiga nasional Perikanan Budidaya sebanyak 1.314.043,026 ton. (ST02)