SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wapres, Abdul Muis mengatakan, program yang telah dijalankan di Kota Surabaya luar biasa. Terutama program percepatan penurunan stuntingnya, yang kini melampaui target hingga 4,8 persen di tahun 2022.
Menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi angka stunting di Kota Pahlawan menurun secara signifikan. Pada tahun 2021, prevalensinya mencapai 28,9 persen (6.722 balita), di 2022 signifikan menurun hingga ke angka 4,8 persen (923 balita).
“Kita melihat program yang dijalankan di Surabaya sangat luar biasa. Salah satu kegiatannya yang patut dicontoh adalah Posyandu Prima, yang memberikan pelayanan secara komprehensif dan holistik integratif dengan didukung aplikasi dari Pak Wali,” kata Muis.
Angka stunting di Kota Surabaya terus menurun hingga saat ini. Dari 923 di akhir 2022, kembali terjadi penurunan jumlah kasus stunting di Januari 2023 mencapai 889. Sedangkan pada pertengahan Februari 2023, jumlah kasus terus menurun mencapai angka 867 kasus stunting.
Muis mengungkapkan, data yang didapat oleh RT dan Kader Surabaya Hebat (KSH) itu, dapat dimanfaatkan oleh kelurahan, kecamatan, hingga ke tingkat kabupaten/kota, untuk digunakan percepatan penurunan stunting. Menurutnya, aplikasi Sayang Warga efektif untuk mengurangi masyarakat miskin, sehingga terbebas dari stunting.
“Kami dari pemerintah pusat sangat mengapresiasi Pak Wali, mohon program ini tetap dilanjutkan dan dijaga supaya kesehatan masyarakat tetap bagus dan menjadikan anak-anak kita lebih sehat, serta mensejahterakan warga,” ungkapnya.
Senada dengan Muis, Senior Nutrition Specialist World Bank, Anne Provo menambahkan, apa yang telah dilakukan kebijakan Wali Kota Eri Cahyadi sejalan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Salah satunya, adalah Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) yang diterapkan dalam percepatan penurunan stunting.
Bahkan, di dalam pertemuan tersebut ia memuji cara kepemimpinan Eri Cahyadi yang mengedepankan gotong royong dalam percepatan penurunan stunting di Surabaya. Bukan hanya gotong royong bersama kader dan warga, akan tetapi juga dengan stakeholder.
“Di dalam KPP itu salah satunya ada Posyandu Prima yang didalamnya terdapat berbagai unsur. Yaitu memperkuat bimbingan pranikah hingga ibu hamil dan menyusui,” pungkas Anne. (ST01)