SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut baik rencana pemerintah pusat mereplikasi program digital penanganan stunting. Menurutnya, ketika penanganan stunting digital itu diterapkan di skala nasional, akan menjadi kekuatan besar dan berdampak baik untuk masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi saat menerima kunjungan dari Senior Nutrition Specialist World Bank, Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) RI, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jumat (17/2).
“Karena penggunaan digital web service (pelayanan berbasis website) ini kan menggunakan uang negara. Ketika dilebur menjadi satu, maka kami akan lebih bahagia lagi,” katanya.
Diketahui, program yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam penanganan stunting salah satunya adalah aplikasi Sayang Warga. Aplikasi tersebut, digunakan untuk mendata warga miskin yang membutuhkan intervensi dari pemerintah.
Mulai dari intervensi untuk balita gizi buruk, stunting, rumah tidak layak huni, pengangguran, lansia dan sebagainya. Wali Kota Eri menyampaikan, tanpa adanya web service, pemkot tidak akan bisa memberikan bantuan tepat sasaran hingga ke level bawah.
“Hingga hari ini pun, ketua RT itu tahu jumlah bayi stunting dan gizi buruk di Kota Surabaya. Bahkan aplikasi Sayang Warga juga terkoneksi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memantau calon pengantin hingga mereka memiliki anak,” ujarnya.
Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi ini turut menyambut baik, jika Surabaya dijadikan sebagai tempat uji coba kebijakan Pemerintah Pusat lainnya. “Kami siap menjalankan, apabila Surabaya dijadikan sebagai laboratorium Pemerintah Pusat. Kami yakin, gizi buruk dan stunting itu akan hilang, ketika kemiskinan itu juga hilang,” ujarnya. (ST01)