SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Program penempatan dan perluasan kesempatan kerja berkontribusi mengurangi angka pengangguran, baik melalui penempatan kerja di dalam dan ke luar negeri. Pada kebijakan penempatan kerja ke luar negeri, penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim berkontribusi cukup tinggi dalam mengurangi pengangguran bahkan kemiskinan.
Sebagai informasi, ratusan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) bagi calon PMI skema G to G ke Korea Selatan, Sabtu (28/1). Sedangkan PMI asal Jatim yang bekerja di Korsel di tahun 2022 sebanyak 2.624 orang (5,11 persen). Korea Selatan menjadi negara penempatan favorit ketiga bagi PMI asal Jatim setelah Hongkong dan Taiwan.
Pemprov Jatim sendiri terus berkomitmen memberikan pelayanan kepada calon PMI, salah satunya melalui koneksitas layanan Jatim Migrant Care. Layanan migrasi yang saling terkoneksi dan terintegrasi yang meliputi aspek perluasan akses informasi pasar kerja global, kemudahan pengurusan dokumen. Hasilnya, di tahun 2019 Unit LTSA PMI Jatim mendapat top 40 inovasi pelayanan publik nasional, unit layanan zona integritas – wilayah bebas korupsi (WBK).
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan pelaksanaan orientasi ini menjadi bagian perlindungan negara bagi para PMI. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk memberikan perlindungan yang lebih baik untuk para PMI.
“Pelaksanaan orientasi ini juga bentuk penghormatan dengan memberikan berbagai fasilitas negara untuk pelaksanaan orientasi ini. Disiapkan perlakuan hormat kepada para pekerja sebagai pahlawan devisa yang berasal dari Jawa Timur,” katanya.
Pelindungan PMI ini, lanjutnya, dijamin UU No.18/2017 dimana sebelum pekerja para PMI diberikan jaminan perlindungan sosial, selama bekerja diberikan jaminan perlindungan hukum dan setelah bekerja diberikan jaminan perlindungan ekonomi. Perlindungan ini tidak hanya diberikan bagi PMI atau calon PMI tapi juga keluarganya.
“Bapak Jokowi sangat peduli pada teman-teman pekerja migran Indonesia. Bahkan saat setelah saya dilantik sebagai Kepala BP2MI tanggal 15 April 2020 beliau menyampaikan kepada saya, lindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki,” katanya.
Menurutnya, Provinsi Jawa Timur adalah provinsi yang pertama mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan serta perlindungan bagi para pekerja migran Indonesia.
“Bahkan Ibu Gubernur juga kemarin sudah meninjau langsung bagaimana Terminal 2 Bandara Internasional Juanda menyediakan fasilitas lounge VVIP bagi para PMI ini. Dan ini merupakan bentuk negara memberi penghormatan bagi para PMI,” pungkasnya.
Orientasi pra pemberangkatan ini sendiri diikuti 412 orang yang sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Selain Jatim ada beberapa yang berasal dari provinsi lain seperti Jawa Tengah. (ST02)