SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya akan mengadakan kelas inspirasi wali kota Surabaya, serta talkshow dan sosialisasi pengelolaan karakter pada remaja putri, sebagai perlindungan diri terhadap kekerasan dan perkawinan anak. Kegiatan ini akan digelar pada 30 Januari 2023, mulai pukul 08.00 WIB di Gedung Balai Budaya, Jalan Gubernur Suryo No. 15 Surabaya.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara hybrid (dua metode), yakni kegiatan secara luring dengan dihadiri sebanyak 750 anak. Mulai dari anggota PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), peserta didik SMA/SMK, Karang Taruna, Anggota FAS (Forum Anak Surabaya) Perempuan, Ketua Osis, dan Pengurus Orpes (Organisasi Pelajar Surabaya) SMP negeri/swasta.
Sedangkan, untuk kegiatan secara daring, dapat diikuti melalui live streaming youtube Bangga Surabaya, Sapawarga Kota Surabaya, Puspaga Surabaya, dan Instagram Live @puspaga.sby.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengatakan, kekerasan terhadap anak seringkali terjadi, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Kekerasan yang dialami berupa tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan emosional, atau pengabaian terhadap anak.
“Merespon hal tersebut, Pemkot Surabaya didukung oleh OPD dan instansi terkait, rekan-rekan jejaring P2TP2A dan Puspaga, para pemerhati anak dan juga media terus memperkuat komitmen perlindungan dan pemenuhan hak bagi anak. Salah satunya melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU Nomor 1 Tahun 1974, dimana pada pasal 7 yang menyatakan usia minimum perkawinan laki-laki dan perempuan menjadi usia 19 tahun,” katanya, Sabtu (28/1).
Lebih lanjut, langkah Pemkot Surabaya dalam upaya pencegahan kekerasan dan perkawinan terhadap anak, pada bidang pencegahan diikuti dengan beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan. Di antaranya, secara aktif melakukan edukasi dengan kampanye/sosialisasi/talkshow yang dilakukan secara masif dan massal kepada pelajar SMP/SMA/SMK.
“Para orang tua dan komite sekolah, para pendidik dan tenaga kependidikan dan seluruh masyarakat di Kota Surabaya tentang pembinaan pendidikan karakter dan identitas diri bagi remaja juga sangatlah diperlukan. Agar generasi muda dapat memberikan teladan yang baik dan cerdas sikap, intelektual, maupun tingkah lakunya,” ujar dia.
Tak hanya itu, dalam kegiatan itu, sekaligus akan di Launching keberadaan Sekretariat Forum Anak Surabaya (FAS) yang diresmikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar dapat mempermudah koordinasi/komunikasi dalam anggota Forum Anak. Yaitu, antara FAS dengan Forum Anak Nasional atau Daerah lainnya, maupun dengan Instansi Pemerintah maupun lembaga lainnya.
“Dengan adanya Sekretariat FAS, diharapkan dapat menjadi tempat mereka berkarya dan menjalankan perannya sebagai pelopor dan pelapor, serta peran melalui Partisipasi Anak dalam Perencanaan Pembangunan. Sekretariat FAS berada di Komplek Museum Pendidikan, Jalan Genteng Kali No.10, dengan jam operasional pada Selasa-Minggu mulai 08.00 WIB-15.00 WIB,” jelasnya.
Selanjutnya, kegiatan akan dilanjutkan dengan deklarasi Stop Kekerasan dan Perkawinan Pada Anak yang dibacakan secara serentak oleh Wali Kota Eri dan para tamu. Deklarasi ini berisi poin-poin penting untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melakukan gerakan stop kekerasan dan perkawinan pada anak, sebagai upaya mengubah pola pikir dari para pengambil keputusan, maupun masyarakat bahwa kekerasan dan perkawinan anak sangat merugikan dan berbahaya bagi anak-anak.
“Juga akan ada sosialisasi tentang keberadaan Hotline Puspaga dan P2TP2A maupun Command Center 112 sebagai fasilitas yang disediakan Pemkot Surabaya, sebagai pengaduan terhadap segala permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pembelajaran keluarga,” terangnya. (ST01)