SURABAYATODAY.ID, BANYUWANGI – Presiden RI Joko Widodo menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN), di Stadion Diponegoro, Kabupaten Banyuwangi, Senin (9/1) malam. Festival tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengajak seluruh umat Islam khususnya warga NU untuk menggunakan seni dan budaya sebagai bagian dari dakwah. FTIN berlangsung selama dua hari yakni tanggal 9-10 Januari 2023.
“Saya ingin mengajak umat Islam di seluruh penjuru tanah air, khususnya warga Nahdlatul Ulama, untuk ikut menjaga dan melestarikan kekayaan budaya nusantara,” kata Jokowi
Menurut Presiden Jokowi, seni budaya bisa digunakan sebagai bagian dari dakwah dan syiar untuk membangun peradaban, membawanya tetap eksis dan mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman di masa depan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan FTIN merupakan bentuk perpaduan nilai sejarah dan budaya yang dikemas secara menarik guna mengingat kembali peran alim ulama di dalam menyampaikan syiar Islam di Nusantara. Dasarnya adalah Alquran, As Sunnah, Ijma’ dan Qiyas, melalui jalan dakwahnya yang berseiring dengan budaya dan tradisi setempat.
“Apa yang disajikan dalam FTIN menyambut satu abad NU ini adalah festival untuk melihat kembali bagaimana cara syiar Islam, cara berdakwah yang ditunjukkan oleh para alim ulama NU,” ungkapnya.
“Ini menjadi penegas bahwa NU konsisten menjalankan dakwah dengan jalur budaya, sebagaimana dilakukan para Wali Songo,” lanjut Khofifah.
Menurut dia, kegiatan FTIN merupakan bentuk harmoninasi dan kolaborasi atas keberadaan Islam Nusantara. Apalagi, Islam Nusantara di Indonesia adalah Islam Rahamatan lil alamin sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
“Kegiatan FTIN sebagai salah satu kegiatan rangkaian satu abad NU ini merupakan wujud bahwa NU hadir dengan penuh damai. NU hadir untuk semua tidak hanya untuk warga NU l tapi juga seluruh kalangan. Bagaimana NU ada untuk membangun peradaban dan perdamaian dunia,” tegas Khofifah.
“Terlebih, Islam Nusantara mengajarkan islam yang mengajak tidak mengejek. Islam yang membina tidak menghina. Islam yang selalu memberikan jalan keluar,” lanjutnya. (ST02)