SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya menggelar pameran “Nostalgila Srimulat” di Basement Alun-Alun Surabaya. Pameran ini menjadi salah satu cara untuk mengobati kerinduan masyarakat terhadap grup lawak legendaris yang selalu menghibur warga Kota Pahlawan kala itu.
Pameran “Nostalgia Srimulat” bisa dikunjungi oleh masyarakat mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB hingga 30 September 2022 mendatang. Pada pameran tersebut, Pemkot Surabaya bersama Srimulat menggandeng Museum Gubug Wayang Kota Mojokerto, menghadirkan sejumlah wayang golek yang menampilkan wajah dari personel Srimulat.
Di pameran itu, disuguhkan beberapa bagian pendukung pertunjukan dari grup lawak legendaris Srimulat. Diantaranya terdapat naskah drama, poster, majalah, kostum, aksesoris, alat musik, komik, kumpulan kaset drama radio, hingga dokumentasi foto dan video pementasan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum dan Gedung Seni Balai Budaya Kota Surabaya, Saidatul Ma’munah mengatakan bahwa masyarakat di Kota Pahlawan merindukan berbagai pagelaran atau pertunjukan kesenian, khususnya pertunjungan drama komedi yang dibawakan oleh grup lawak legendaris Srimulat.
“Kami mengajak Srimulat untuk mengisi pameran di Basement Alun-Alun Surabaya, sekaligus untuk kembali meramaikan Balai Budaya. Karena sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dimana Balai Budaya harus menjadi pusat kesenian di Kota Surabaya,” kata Saida, Jumat (23/9).
Saida menjelaskan bahwa Balai Pemuda menyediakan berbagai ruang sebagai wadah ekspresi bagi para seniman di Kota Surabaya. Dengan adanya pameran “Nostalgia Srimulat” ini, Saidah mengaku banyak pengunjung yang berdatangan. Mereka berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, akademisi, serta masyarakat umum yang merindukan suasana pementasan Srimulat.
“Iya banyak sekali animo masyarakat yang hadir, terutama kunjungan dari pelajar dan mahasiswa. Karenanya, kami menghimbau kepada para pengunjung untuk tidak menyentuh berbagai properti pameran. Hal ini untuk sama-sama menjaga properti pameran agar tidak rusak,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Srimulat, Eko Meiyono mengatakan bawa Pemkot Surabaya sangat mendukung pameran “Nostalgia Srimulat”. Menurutnya, hal ini menjadi tanda dalam mengobati kerinduan masyarakat di Kota Pahlawan saat menyaksikan berbagai pementasan dari grup lawak Srimulat.
Mengusung konsep berpacu dalam komedi dan melodi, Eko ingin mengingatkan masa kejayaan Srimulat yang ada di Kota Surabaya sejak tahun 1961.
“Sangat mengapresiasi Pemkot Surabaya karena telah memberikan ruang kepada para seniman. Dengan pameran ini, semoga bisa menginspirasi dan mengedukasi anak-anak milenial tentang dunia kesenian dan budaya,” kata Eko Kucing sapaan lekatnya.
Ia mengaku dalam kesehariannya bersama Srimulat, ia tak bisa melupakan semua kenangan. Karenanya baginya, semua pengalaman kebersamaan dengan Srimulat sangat berkesan. Mulai dari proses pembentukan karakter, penulisan naskah, mengkoordinir pertunjukan, atau bahkan menjadi tim belakang panggung.
“Bahkan saya tidak bisa melupakan Dono, Kasino, Indro, Ateng, dan lainnya, karena mereka adalah bagian dari Srimulat. Mereka belajar, melihat, dan mengamati gaya permainan Srimulat dari sayap panggung (side wing). Yakni, bagian kanan atau kiri panggung yang tersembunyi dari penonton, digunakan oleh aktor untuk menunggu giliran sebelum tampil,” kenangnya.
Sebab, menurutnya, para pionir Srimulat seperti Teguh Srimulat sangat disiplin kepada seluruh personel dalam hal pembentukan karakter tokoh. Hasilnya, kesuksesan Srimulat bisa dilihat dari karakter tokoh yang beragam, yang diciptakan oleh masing – masing personil Srimulat.
“Karena setiap personel memiliki penggemarnya masing-masing. Hal ini membuat Srimulat selalu ada di hati masyarakat. Contoh dua bonek hantu yang kami pamerkan dari karakter yang dibuat oleh personel Srimulat itu, paling ramai dibuat selfie oleh pengunjung,” pungkasnya. (ST01)