SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kasus pneumonia pada balita di tahun 2021 sebesar 8.760, dan di tahun 2022 per bulan Agustus sebesar 8.080. Total kasus pada semua usia di tahun 2021 sebesar 17.693, sedangkan tahun 2022 per Agustus sebesar 11.512.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes Kota Surabaya melakukan upaya medis terhadap penderita pneumonia, khususnya pada penderita balita. Di antaranya, melakukan penatalaksanaan kasus sesuai kondisi klinis dan menelaah faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti riwayat imunisasi.
“Memperhatikan status gizi serta kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat untuk kemudian juga diberikan intervensi apabila ada yang belum optimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nanik meminta masyarakat di Kota Surabaya untuk menekankan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah terjangkit pneumonia. Yakni, membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun, sebelum dan sesudah beraktivitas.
“Mengkonsumsi makanan bergizi, melakukan istirahat yang cukup, minum vitamin, menggunakan masker di tempat tempat umum dan berisiko, melakukan imunisasi lengkap pada balita, serta menghindari paparan debu, asap rokok dan polusi,” imbuhnya.
Nanik juga mengimbau masyarakat untuk mewujudkan lingkungan/rumah yang bersih dan sehat. Memiliki ventilasi dan pencahayaan matahari, serta bebas asap rokok. Dan selalu melaksanakan protokol kesehatan, mengingat pandemi Covid – 19 belum berakhir. Sebab, penularan pneumonia memiliki mekanisme yang sama dengan penularan Covid-19, yaitu penularan melalui udara.
“Bagi yang memiliki balita, pastikan mendapat imunisasi yang lengkap sesuai usia. Memberikan asupan makanan yang cukup dan bervariasi agar status gizi normal, sehingga imunitas tubuh juga optimal,” katanya.
“Jangan terlalu sering diajak bepergian dan hindari anak dipegang/dicium orang yang sedang batuk/pilek. Serta, hindarkan anak dari debu, asap rokok dan polusi,” tambah dia.
Sedangkan, bagi masyarakat dengan usia dewasa terutama yang memiliki faktor risiko seperti lansia, penderita diabetes dan penyakit immunocompromised lainnya, dapat melakukan vaksinasi influenza secara mandiri setiap satu tahun sekali.
“Dan segera periksa ke dokter apabila ada keluhan dan gejala infeksi saluran pernafasan,” pungkasnya. (ST01)