SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Yudian Wahyudi menyatakan takjubnya atas komitmen yang ditunjukkan Jawa Timur untuk terus menjaga Pancasila di Bumi Majapahit. Hal ini disampaikannya saat penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemprov Jatim dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI.
Nota kesepakatan ini sebagai wujud nyata komitmen Pemprov Jatim dalam penegakan Ideologi Pancasila. “Sungguh ini merupakan kehormatan yang sangat besar bagi kami yang bisa menjalin kerja sama dengan masyarakat Jawa Timur yang sekitar empat puluh juta jumlahnya,” katanya.
Dalam momen itu, juga dilakukan deklarasi Jejaring Panca Mandala (JPM) di seluruh 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. JPM diharapkan dapat mendukung upaya pembinaan ideologi Pancasila, dan mendukung kelembagaan pembinaan ideologi Pancasila.
Yudian Wahyudi berharap seluruh JPM yang telah dibentuk di Jawa Timur bisa terus berseiring dengan program yang dijalankan Pemprov Jatim. JPM juga diharapkan menjadi wadah berkumpul terkait pembinaan ideologi pancasila yang lebih terorganisir.
“Sebelumnya tidak tampak karena bekerja sendiri-sendiri. Namun setelah berjejaring menjadi pengalaman yang nyata dalam pemecahan masalah tersebut,” tuturnya.
“Terlebih ini nantinya akan menjadi wadah yang mempertemukan semua pemangku,” pungkasnya.
Sedangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan para JPM di daerah agar lebih banyak melakukan penguatan ideologi lewat berbagai program sosialiasi, pemahaman dan implementasi dalam keseharian sedini mungkin. Sehingga, pendekatannya harus lebih Fundamental. Bisa dimulai dari level anak-anak lewat guru di sekolah.
“Tidak cukup dari usia SMP, bisa kita mulai dari level anak PAUD. Mungkin bupati dan wali kota bisa memulai pemetaan untuk kemudian intervensi langsung karena wewenangnya ada di kabupaten/kota,” lanjutnya.
Gubernur Khofifah mengingatkan bahwa tujuan utamanya adalah menanamkan keyakinan bahwa ideologi Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus dijaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, kehadiran JPM disebutnya sebagai charger atau pengisi daya akan semangat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita harus memahami bahwa Republik Indonesia ini ‘terbagi atas’ bukan ‘terdiri atas’. Divided by bukan Consist of ,” tegas Khofifah. Itu artinya basis filosofi kenegaraan kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (ST02)