SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengunjungi Kabupaten Bojonegoro. Ia memberikan dukungan dan bimbingan kepada 100 pelaku ekonomi kreatif dalam acara Bimtek Tematik.
Dalam kegiatan yang dirangkai dengan peresmian Hotel Eastern Bojonegoro itu adalah upaya Kemenparekraf dalam menyiapkan Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah yang berperan aktif dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 mendatang, melalui ekonomi kreatif.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menyampaikan salah satu kesiapan dalam mensukseskan ekonomi kreatif adalah melalui Bojonegoro Creative Hub (BCH). Melalui BCH ini akan memfasilitasi dan menjembatani kebutuhan pelaku ekonomi kreatif se-Bojonegoro.
“Kita mencoba memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif dengan BCH sebagai fasilitator dan mediator dalam menjawab kebutuhan pelaku ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Dikatakan, Pemkab Bojonegoro siap menjadi bagian Indonesia Emas 2045 serta mendukung pemulihan perekonomian usai pandemi. “Yakni dengan memfasilitasi dan memudahkan investor masuk ke Bojonegoro,” terangnya.
Disebutkan, Kabupaten Bojonegoro memiliki sumberdaya alam yang melimpah disektor minyak bumi. Hal ini coba diseimbangkan dengan ekonomi kreatif melalui produk UMKM.
Selain itu penguatan kapasitas SDM pelaku ekonomi kreatif, perlu didorong agar para pelaku ekraf semakin naik kelas, baik dalam hal kapasitas diri, produk, maupun jejaring pemasarannya.
Sementara itu, Sandiaga Uno dalam arahannya menyatakan pemerintah pusat mencoba menyandingkan ekonomi ekstraktif atau yang bersumber dari kekayaan alam dengan ekonomi kreatif atau yang bersumber dari inovasi dan kreatifitas SDM di Kabupaten Bojonegoro.
“100 pelaku ekonomi kreatif di Bojonegoro yang hadir hari ini adalah bagian dari 15 juta pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Kita akan ajak pelaku ekonomi kreatif untuk fokus terhadap sikap inovasi, adaptasi dan kolaborasi dengan semangat kami yaitu 3G (Gercep, Geber dan Gas Pol),” ungkap Sandiaga.
Perlu diketahui bahwa untuk menuju Visi Indonesia Emas 2045 Kemenparekraf mengusung strategi up-skilling, re-skilling dan new-skilling dalam menyiapkan generasi penerus yang menguasai Iptek. (ST10)