SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menggelar pertemuan dengan warga yang dikemas dalam kegiatan Sambat Nang Cak Eri, di lobby lantai 1 Balai Kota Surabaya, Sabtu (23/7). Namun sebelum kegiatan dimulai, para kepala Perangkat Daerah (PD), camat, dan lurah mendekatkan diri kepada warga untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami.
“Sebelum saya datang, para pejabat pemkot langsung memanfaatkan waktu menyelesaikan persoalan warga. Ini sangat bagus, ini namanya pelayanan publik yang maksimal,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi.
Pada gelaran itu, Wali Kota Eri Cahyadi salah satunya menenangkan warga yang tinggal di Rusun Romokalisari. Warga tersebut menangis karena tidak sanggup menceritakan persoalan yang dialami keluarganya.
“Suaminya tidak punya pekerjaan, dia tinggal di rusun, dan anaknya masuk dalam kategori disabilitas. Tadi sempat menangis. Akhirnya kita selesaikan bersama dan dia bisa tersenyum,” ujar dia.
Sebab, menurutnya, untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang disampaikan warga, membutuhkan kerjasama dan gotong-gotong dari seluruh jajaran Pemkot Surabaya. Dikatakan, suami warga itu diberikan pekerjaan melalui program Padat Karya, dan ibu itu akan mendapat pelatihan untuk mengembangkan UMKM.
“Sehingga ibu mampu merintis usaha tanpa keluar rumah, agar bisa mengawasi anaknya yang masuk dalam kategori disabilitas,” terangnya.
Tak hanya itu saja, kegiatan itu juga diikuti dua siswa SD Muhammadiyah 24 Kota Surabaya. Ia mengaku bangga, karena dua siswa tersebut berani menyampaikan persoalan yang ada di lingkungan pendidikannya. Yakni, terdapat siswa di sekolah tersebut yang mengalami kendala untuk melunasi biaya administrasi sekolah.
“Karena itu saya sudah menyampaikan kepada Dispendik Kota Surabaya untuk memastikan SD dan SMP, kalau dia termasuk kategori mitra warga atau MBR maka pemkot akan hadir di sana,” ungkap dia.
Eri juga telah menyampaikan persoalan pendidikan di Kota Surabaya di tingkat SMA/SMK sederajat kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Yakni, pemkot akan membantu siswa atau peserta didik yang ber KTP Kota Surabaya.
“Bu Gubernur Jatim Khofifah kalau ada yang tidak mampu tingkat SMA/SMK sederajat, jangan diberikan beban uang gedung yang nilainya sama dengan warga yang mampu. Beliau, menyampaikan ini langkah baik dengan memberikan solusi dan Dispendik Kota Surabaya akan berkoordinasi dengan Dispendik Jatim,” kata dia.
“Termasuk para santri yang ada di Pondok Pesantren. Kalau anak Surabaya tidak mampu dan meminta bantuan kepada pemkot berupa beasiswa, sebesar BOPDA yang kita berikan kepada anak-anak per bulan,” tegas dia.
Meski demikian, ia tidak menarget waktu untuk beberapa permasalahan yang bisa diselesaikan dengan cara musyawarah. Kecuali, permasalahan yang berkaitan dengan Perda. Sedangkan untuk persoalan yang bisa diselesaikan oleh kelurahan, kecamatan, atau PD terkait bisa langsung diselesaikan setelah kegiatan Sambat Nang Cak Eri.
“Sebentar lagi saya akan menandatangani Perwali terkait batas waktu pelayanan publik. Kalau sudah lebih yang dijanjikan, maka kontrak kinerja akan berkurang sendiri. Kalau berkurang, artinya siap untuk mengundurkan diri,” tegas dia. (ST01)