SURABAYATODAY.ID, YOGYAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menginisiasi Rembuk Aksi Kolaborasi untuk Imunisasi di Bangsal Kepatihan Danurejan, Yogyakarta. Hal ini terkait Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Dalam pertemuan juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara gubernur di Jawa-Bali beserta United Nation International Children’s Emergency Fundi (Unicef). Di mana, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa diwakili Sekdaprov Jatim Adhy Karyono.
Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin di pertemuan ini mengajak jajaran gubernur dan perwakilannya yang hadir untuk bersama mengubah mindset seputar kesehatan nasional. Yaitu, untuk memandang layanan kesehatan sebagai fasilitas preventif dan bukan kuratif.
“Mari kita fokus pada bagaimana fasilitas kesehatan menjadu faislitas pteventif dan bukan kuratif. Kita harus mengupayakan untuk menjaga kesehatan dan bukan mengobati beraama dengan layanan kesehatan yang ada,” katanya.
“Saya tidak bisa melakukannya sendiri, tetapi bersama-sama. Ini bukan eksklusif tapi inklusif,” ajaknya.
Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro pun menyampaikan bahwa imunisasi kini memegang peranan penting dalam upaya untuk mencapai target kesehatan dan kesejahteraan nasional.
Tiga target itu adalah eliminasi campak dan rubella, mempertahankan status Indonesia bebas polio, pengendalian penyakit difteri, dan secara keseluruhan mencapai serta mempertahankan kesehatan populasi yang tinggi.
“Pandemi telah berimbas pada cakupan imunisasi dasar lengkap nasional selama pandemi. Padahal ini juga terkait dengan target eliminasi campak dan rubella di tahun 2023 nanti. Dan selain itu, Indonesia berencana mempertahankan status bebas polio,” ujarnya.
“Maka imunisasi ini akan menyukseskan tujuan berikut, menghilangkan transmisi campak dan rubella, mempertahankan indonesia bebas polio, mengendalikan penyakit difteri, lalu mencapai dan mempertahankan kesehatan populasi yang tinggi,” lanjutnya.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam kesempatan ini berharap agar persamaan sikap dan pandangan antar gubernur se-Jawa-Bali dapat tercapai.
Hal ini difokuskan pada sosialisasi pada orang tua agar tidak mempersulit imunisasi buah hatinya atas alasan yang tak berlandaskan fakta medis. “BIAN ini saya harap bisa meningkatkan capaian imunisasi hingga diatas 95 persen dengan berbagai pendekatan
yang kita berikan pada masyarakat. Ini bisa dilakukan melalui sosialisasi yang sama se-Jawa-Bali kepada para orang tua, untuk tidak mempersulit atau melarang imunisasi demi kesehatan anak sendiri,” imbaunya.
“Mari kita lindungi masyarakat kita dengan sebaik-baiknya. Peristiwa malam ini semoga bisa nempersamakan sikap kita,” tukasnya.
Sedangkan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono menyatakan salah satu tantangan kami di Jatim adalah membawa, mengarahkan, dan nemberikan orang tua dengan anak usia layak imunisasi untuk datang ke fasilitas itu selama satu bulan.
“Langkah kami adalah mendatangkan pendamping dan penyuluh dari TP PKK,” papar Adhy.
Salah satu kesuksesan kolaborasi TP PKK Jatim dan Unicef adalah kampanye imunisasi Measles and Rubella (MR) di tahun 2017, dimana Jawa Timur berhasil mencapai 100 persen sasaran, termasuk di Pulau Madura.
Sekdaprov Adhy menyatakan kesiapannya dalam menyukseskan pelaksanaan BIAN selama sebulan penuh. Semua ini demi Jatim yang lebih sehat dan tercapainya target nasional. “Ini adalah gerakan bersama. Tuntas dalam satu bulan, ini tanggung jawab bersama,” pungkasnya. (ST02)