SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Satu kawasan ikonik bertambah di Surabaya. Kali ini namanya Kampung Jahit Nusantara di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Kampung Jahit Nusantara ini, Selasa (14/6). Eri Cahyadi menginginkan masyarakat Surabaya bisa mandiri menjadi seorang entrepreneur agar terbebas dari kemiskinan.
“Kampung Jahit Nusantara ini merupakan bagian dari wujud kebangkitan ekonomi kerakyatan yang harus terus digalakkan,” ungkapnya.
Eri itu mengatakan, setelah Kampung Jahit Nusantara ini diresmikan, di saat itulah Pemkot harus hadir. Ia menginginkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai marketingnya untuk memastikan kualitas produk buatan UMKM jahit Surabaya tidak kalah baik dengan kualitas buatan luar negeri maupun pabrik.
“Karena produk ini nantinya kan bukan hanya Pemkot Surabaya saja yang order, akan tetapi ada pula perusahaan-perusahaan swasta yang nantinya akan kita arahkan ke teman-teman penjahit ini. Nah, di situ lah tugas wali kota, kepala PD, camat dan lurah, sebagai marketingnya,” tegasnya.
Eri menyakinkan, produk dari Kampung Jahit Nusantara ini tidak kalah bagus dengan produk yang ada di pasaran. Karena itu, ia mengimbau kepada para jajarannya untuk tidak malu menggunakan produk lokal UMKM Surabaya.
“Ojok njahitno nang panggon liyane lek pengen nggawe seragam (jangan menjahitkan di tempat lain kalau ingin membuat seragam), jangan beli sepatu di tempat lain, kami bisa memberikan barang dengan kualitas yang sama dan harga yang sama,” tambahnya.
Di waktu yang sama, Eri Cahyadi juga mengajak warga setempat untuk saling bergotong royong dalam membangun dan mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, dengan kolaborasi antara pemerintah dan warga, Surabaya akan menjadi lebih hebat.
Disebutkannya, rencana ke depan, APBD Pemkot Surabaya di tahun 2023 senilai Rp 3 triliun akan dialokasikan untuk pemberdayaan UMKM. Karena itu, ia ingin warga Surabaya ke depannya tidak hanya berharap dengan bantuan dari pemerintah, tetapi bisa bangkit mandiri dan mengentaskan kemiskinan dengan cara bergotong royong menggunakan dana APBD tersebut.
“Nanti dibagi, apa saja UMKM-nya. Yang mengerjakan paving siapa, baju seragam siapa, sepatu dan sebagainya, ayo ambil dan gunakan uang APBD ini, karena itu uang rakyat. Seperti hari ini, kita diberikan contoh di Kecamatan Tandes dengan adanya Kampung Jahit Nusantara, ayo kita bangkitkan ekonomi kerakyatan,” sebutnya. (ST01)