SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Salah satu kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia adalah masyarakat bisa ikut menjaga lingkungan dengan melakukan penanaman pohon. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan menanam mangrove ini bisa dilakukan sebagai upaya meredam kenaikan gas rumah kaca sebagai penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim.
“Kegiatan menanam pohon sangat berguna untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat menurunkan pemanasan global,” ujar Khofifah, Sabtu (4/6).
“Semua ini ketika dilakukan dapat menjadi habit bagi kita semua. Perilaku yang harus kita mulai bangun dari diri sendiri kemudian di-getok tular kan pada lingkungan sekitar kita,” tandasnya.
Khofifah juga menekankan pentingnya melakukan restorasi dan penanaman kembali mangrove. Pemprov Jatim terus mengejar target 34.000 hektar restorasi mangrove di seluruh wilayah pesisir Jatim.
Percepatan pencapaian target tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global. “Restorasi ini juga menjadi salah satu cara untuk merevitalisasi kembali kawasan mangrove Jatim sebagai salah satu destinasi unggulan ekowisata dan eduwisata Jatim,” tambahnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Khofifah menggelar gerakan restorasi mangrove dengan tajuk “Nandur Mangrove” di sejumlah daerah. Di antaranya kawasan Wana Wisata Pantai Sowan, Tuban dan Banyuurip Mangrove Center, Gresik. Selanjutnya, “Nandur Mangrove” juga dilakukan di Kabupaten Banyuwangi bersama bupati dan wali kota se-Jatim, termasuk Kabupaten Bangkalan.
“Gerakan Nandur Mangrove ini bisa menjadi sebuah gerakan bersama dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim dan lingkungan. Mengingat ekosistem mangrove memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim,” ujar Khofifah.
Ke depan, Program Nandur Mangrove ini akan dilakukan secara masif terutama bagi wilayah-wilayah yang telah terkonfirmasi siap tanam. “Seluruh elemen masyarakat untuk menyadari bahwa kerelawanan, kerjasama dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam proses revegetasi dan rehabilitasi mangrove,” pungkasnya. (ST.2)