SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah hadir secara virtual dalam acara Pembinaan Pelayanan Teknologi Produksi Sapi dan Edukasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rabu (25/5). Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, di Pendopo Kecamatan Margomulyo.
Ada 80 peserta yang hadir dalam acara ini. Mereka terdiri dari Kades Kecamatan Margomulyo, Petugas IB wilayah barat, dan peternak wilayah Ngraho, Tambakrejo, dan Margomulyo dengan Narasumber dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menyampaikan bahwa penyakit hewan kebanyakan akan berdampak kepada pola konsumsi masyarakat. Peternak akan merasakan sakit apabila hewan peliharaannya sakit. Ini disebabkan peternak khawatir.
Karena itu ada dua langkah yang bisa dilakukan. Yakni langkah preventif untuk mencegah hewan tidak terkena PMK.
“Sehingga peternak tidak merasakan kekhawatiran akan terkena penyakit PMK,” ungkapnya.
Kedua adalah langkah kuratif yakni pengobatan untuk segera ditanggulangi. Dengan penanganan yang tepat, peternak tidak merasakan akan ada ancaman dan kekhawatiran.
“Harapan kami penyakit PMK tidak menyebar di Bojonegoro, sehingga peternak sapi tetap masih antusias dan semangat budidaya ternak sapi, mengingat bahwa Bojonegoro populasi sapi terbesar nomor sepuluh se-Jawa Timur,” jabar Bupati Anna.
Mengakhiri sambutan, Bupati Anna meminta kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro sangat aktif berkoordinasi ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, serta melibatkan dokter hewan. Ia menyatakan pula agar hewan yang sudah terjangkit PMK tidak dijual.
Sedangkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Catur Rahayu mengatakan Pembinaan Pelayanan Teknologi Reproduksi Sapi dan Edukasi Pengendalian Wabah PMK ini untuk mendukung peningkatan produksi sapi. Selain itu sebagai penyegaran bagi petugas IB di Bojonegoro sekaligus meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi reproduksi ternak, dan memberikan informasi yang lebih luas tentang pengendalian PMK melalui 3 langkah antisipasi yaitu deteksi, seleksi, dan isolasi.
“Kami berharap masyarakat paham harus bertindak dan petugas siap membantu serta mendampingi dalam pengendalian PMK,” ujarnya. (ST10)