SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri audiensi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) Survey Team di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (24/5).
Berdiskusi dengan 10 orang yang diketuai oleh Team Leader/Urban Transport System Yoshiya Nagakawa dan Deputy Team Leader/Urban Railway/Alignment Katsuya Kusunoki, Emil memulai perencanaan kereta cepat yang dirancang untuk wilayah Kota Surabaya.
Menurut Emil, Surabaya sudah saatnya memiliki jaringan kereta cepat. Hanya saja, pengerjaannya yang memakan waktu cukup lama menyebabkan diskusi dan perencanaan harus dilakukan mulai sekarang tanpa penundaan.
“Ini ada tim yang menjadi konsultan yang dibiayai oleh JICA dan mereka memaparkan rencana hasil analisa mengenai pengembangan jaringan kereta api. Ternyata, betul hipotesa kita bahwa justru Surabaya sudah wayahe memiliki jaringan kereta Timur-Barat,” ujarnya.
“Tadi kita bahas memang kalau mau bikin kaya MRT dari awal sampai jadi itu memakan waktu 10 tahun. Jadi nggak bisa tiba-tiba langsung jadi gitu karena memang harus berkesinambungan,” jabar Emil.
“Inilah sebabnya kita merencanakan dengan seksama, melibatkan partisipasi publik dan pakar sebaik mungkin supaya apa yang kita desain ini akan berkenan di hati masyarakat Surabaya,” tambahnya.
Lebih jauh, mantan bupati Trenggalek itu menerangkan bahwa proyek pembangunan kereta cepat ini tidak hanya akan berdampak pada warga Surabaya saja, tetapi juga warga di perbatasan.
Dengan begitu, mobilisasi antar kabupaten/kota di sekitar akan lebih mudah. Sehingga, kegiatan warga di berbagai sektor juga lebih dapat terfasilitasi.
“Contohnya area barat itu sebenarnya melayani wilayah Menganti, maka kereta cepat ini akan menjadi kepentingan warga-warga di Menganti yang berbatasan sama Gresik Barat. Sebaliknya, jalur selatan ini walaupun project-nya adalah east-west tapi sudah terkoneksi dengan orang-orang Sidoarjo yang kemudian ingin lebih mudah menjangkau titik-titik di Surabaya,” paparnya. (ST02)