SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Risdiana Kusumawati menjelaskan bahwa awal kebangkitan UMKM Jahit pada saat PPDB. Waktu itu para wali murid keberatan dengan harga seragam yang ditawarkan sekolah.
Hal ini disikapi oleh Wali Kota Eri dengan menantang UMKM konveksi untuk produksi seragam sekolah dengan standar industri.
“Tantangan ini dijawab oleh UMKM konveksi dengan melakukan produksi kembali,” katanya.
Namun UMKM ini tidak hanya mendapat order tetapi saling memberdayakan sesama UMKM. “Akhirnya mereka bergabung dalam koperasi yang diberi nama program Surabaya Perkasa (Super),” kata Risdiana.
Dengan adanya sinergi ini, para UMKM terutama konveksi bisa mendapatkan akses permodalan. Selain itu juga bisa mendapatkan harga pembelian yang murah karena pembelian dikoordinir menjadi satu oleh koperasi, dan mereka bisa menjual dengan harga yang lebih kompetitif.
“Keuntungan yang lain adalah mereka mendapat tambahan keterampilan dengan cara menjual di marketplace, serta tambahan penghasilan karena produk mereka tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Surabaya tetapi oleh masyarakat dari manapun,” kata dia.
Karena itu, ia berharap ke depannya jumlah UMKM konveksi yang bergabung dalam program Super bisa semakin bertambah, dan penghasilan mereka juga semakin meningkat, sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya. (ST01)