SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pandemi Covid-19 membuat dunia pendidikan, terutama di kalangan perguruan tinggi terus mengembangkan platform kegiatan pembelajaran secara digital. Atas hal tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) menggelar MoU dengan dua perguruan tinggi, Senin (11/4).
MoU itu yakni dengan Universitas Jambi (Unja), dan STIKP Singkawang, Kalimantan Barat. Selain itu juga dengan AKADASIA Singapura yang berlangsung virtual digital online secara hybrid.
Gelaran MoU tersebut, pertama antara Ketua Stikosa-AWS Meithiana Indrasari dengan Rektor Univ. Jambi (Unja) Sutrisno. MoU berlangsung virtual.
MoU selanjutnya dengan Neelesh Bhatia, Funder & CEO AKADASIA Pte. Ltd. Singapore, dan juga secara virtual. Selanjutnya pnandatanganan MoU dengan STKIP Singkawang, Kalimantan Barat dengan Andi Mursidi, berlangsung secara luring di ruang Multi Media Stikosa-AWS.
Meithiana Indrasari menyampaikan pandemi Covid-19 bukan hanya kedaruratan kesehatan yang bersifat historis tetapi juga merupakan wake-up call yang menyadarkan semua orang akan banyaknya peluang di berbagai bidang yang difasilitasi oleh internet atau media digital.
Menurutnya, di bidang pendidikan terus berkembang dengan dukungan yang diberikan oleh teknologi informasi melalui media digital sebagai kebutuhan pembelajaran. Tidak hanya pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis, yang aman.
“Karena itu, sangat penting bagi kita untuk membahas media digital dan teknologi pendidikan agar kita dapat mempersiapkan diri menghadapi peluang dan tantangan revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.,” ujar Mei, sapaan akrab Meithiana.
Kesempatan paparan perdana dari Rektor Univ. Jambi Sutrisno yang mengatakan berkat pandemi Covid-19, tahun ini Unja sudah melakukan uji coba transformasi pembelajaran dari sistem manual ke digital.
“Ada cita-cita kita akan wujudkan pembelajaran platform digital dari komponen student achievement, management transformation dan academic reputation. Sehingga kita bisa mentransformasikan secara digital ke- tiga hal tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjabarkan pembelajaran online digital sudah berjalan dan ini merupakan salah satu program strategis dalam inovasi pembelajaran di Unja. “Kita melakukan transformasi pembelajaran dalam bentuk digital dan terintegrasi ke dalam SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) di Unja,” ujar terang pria yang mendapatkan gelar doktornya di The University of Newcastle, NSW, Australia.
Di kesempatannya, CEO AKADASIA Singapura, Neelesh Bhatia mengatakan, AKADASIA merupakan sebuah perusahaan yang didirikan tahun 2019, adalah Singapore-based mission-driven education technology ( Ed-Tech) yang bertujuan untuk memberdayakan oendidik/tenaga pendidik di manapun berada.
“Dengan kerjasama ini AKADASIA terus berkolaborasi untuk kebutuhan teknologi pendidikan di pergurian tinggi yang semakin berkembang,” ujar Neelesh Bhatia.
Sedangkan pemaparan terahir tentang transformasi pembelajaran digital di perguruan tinggi, disampaikan Andi Mursidi, Ketua STKIP Singkawang, Kalimantan Barat.
“Walaupun kampus kami kecil dan berada di tengah hutan di Kalimantan, STKIP Singkawang juga telah melakukan transformasi pembelajaran digital. Dengan fasilitas internet yang cukup memadai, kami melakukan kegiatan online mulai dari perkuliahan mahasiswa, rapat akademik dan kegiatan seminar kampus, serta kegiatan lainnya,” kata Andi yang juga menjabat Wakil Ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia) Kalimantan Barat. (ST01)