SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Di Harlah ke 70 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan pesan khusus yaitu terkait pentingnya sistem digital bagi para guru. Saat ini perkembangan IT, digitalisasi, dan juga modernisasi menjadi hal yang tidak bisa dielakkan.
Para guru dituntut makin adaptif melakukan cara-cara efektif yang melibatkan sistem digital dan teknologi dalam mengajar. Hal itu menjadi kebutuhan agar bisa mencetak generasi yang bisa menjawab tantangan zaman.
“Kami mendorong agar guru-guru di lingkungan Nahdlatul Ulama terus berkontribusi efektif serta mendorong pemanfaatan transformasi digital secara produktif. Memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan bertahap,” tegasnya.
Hal itu pula yang dilakukan Pemprov Jatim yang menggunakan transformasi digital dalam banyak aspek dan telah dirasakan memberikan dampak sangat positif. Ia mencontohkan dalam hal penerapan sistem pajak kendaraan bermotor yang sukses mendongkrak pendapatan asli daerah Jatim.
“Di antaranya yang kita lakukan adalah pemberian diskon dan pemutihan pajak serta pengundian hadiah pajak yang dilakukan melalui digitali sistem, terbukti adanya sistem digital mempermudah dan meningkatkan hasil dari kinerja yang kita lakukan,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Umum PP Pergunu KH. Asep Saifudin menyampaikan hingga saat ini terdapat 34 PW (Pengurus Wilayah) dan 514 cabang Pergunu secara nasional.
Mengambil tema ‘Membangun Manusia Indonesia’, Kiai Asep, sapaan akrabnya menyampaikan, Pergunu merupakan salah satu organisasi yang memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Indonesia adil dan makmur, terutama guru.
Dikatakannya, hal pertama yang harus dilakukan guru yakni pembentukan keimanan. Kedua, guru harus merealisasi peran keimanan yang dituangkan dalam ketakwaan. Selanjutnya, menurut Kiai Asep guru harus memiliki tanggung jawab yang disertai dengan akhlak yang baik dan terpuji.
“Guru harus memiliki tanggung jawab akademis, menuntaskan semua kurikulum terhadap seluruh siswa. Lalu, tidak lupa menanamkan kecerdasan yang dapat dibentuk melalui faham-faham. Tak hanya itu, yakni tanggung jawab keterampilan melengkapi kemampuan akademis, dan ketujuh ialah kesehatan yang biasanya diberikan kepada guru olahraga. Kedelapan yakni seni, serta kesembilan yakni pembentukan kreatifitas,” pesan Kiai Asep.
Selanjutnya, pengasuh Ponpes Ammanatul Ummah itu menambahkan, hingga saat ini PP Pergunu setiap tahunnya telah memberikan 500 beasiswa kepada kader NU, khususnya guru-guru NU yang tersebut di 34 provinsi di tanah air. Beasiswa tersebut meliputi jenjang sarjana, magister dan doktoral.
Diharapkan, dengan adanya beasiswa tersebut seluruh daerah di Indonesia akan tumbuh guru-guru NU dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdedikasi. (ST02)