SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti memberikan tanggapan, mengenai langkah Pemkot Surabaya mengenai program peningkatan kesejahteraan rakyat atau pengentasan kemiskinan. Bagi dia, program tersebut telah dimulai dalam berbagai bidang.
Di antaranya, pada bidang kesehatan melalui program UHC (Universal Health Coverage), beasiswa pada bidang pendidikan, hingga melakukan kerjasama dengan hotel untuk penggunaan produk UMKM. Selanjutnya adalah program padat karya dengan melakukan pemanfaatan aset.
“Para camat dan lurah juga harus menghitung total usia produktif dari MBR di wilayahnya, serta menghitung jumlah aset dan potensi pemanfaatannya,” kata Reni.
Ia mencontohkan, salah satu aset Pemkot Surabaya yang berlokasi di Jalan Nias Kecamatan Gubeng, rencananya akan manfaatkan dalam kategori non-pertanian. Yakni, dimanfaatkan sebagai tempat cuci mobil dan sentra ekonomi kuliner, yang mulai dimanfaatkan setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
“Selain strategis karena berada di tengah kota, tentunya juga bermanfaat untuk penyediaan lapangan pekerjaan. Ini adalah salah satu model aset untuk kegiatan non pertanian, yang bisa dicontoh oleh camat dan lurah lainnya,” terang dia.
Meski demikian, ia menegaskan pihaknya akan terus melakukan pengawasan melalui setiap komisi di DPRD Surabaya. Caranya dengan mengundang Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya.
Salah satunya meminta penjelasan program secara jelas dan terperinci. Diantaranya, digitalisasi aset, pendataan potensi masyarakat dan potensi kota.
“Karena konsep dari Wali Kota Eri Cahyadi sudah bagus. Kami berharap di tingkat PD hingga tingkat kecamatan dan kelurahan bisa segera mewujudkan pencapaian yang diinginkan,” pungkasnya. (ST01)