SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, kini memiliki layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Jika masyarakat Kota Surabaya membutuhkan konsultasi terkait dengan ketahanan keluarga, bisa menghubungi para konselor psikologi yang dinaungi oleh DP3PPKB ini.
Kepala DP3APPKB Kota Surabaya Tomi Ardiyanto menerangkan, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mendukung kesetaraan gender, dengan menggandeng lintas Perangkat Daerah (PD). Ke depan, pihaknya akan mengadakan sosialisasi atau pelatihan kesetaraan gender, polah asuh dan parenting.
“Kami akan menggelar Puspaga Goes To School dalam rangka sosialisasi sekolah ramah anak dan anti bullying, serta pencegahan kekerasan pada anak di sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, ada pula program Sekolah Orang Tua Hebat. Program ini konsepnya orang tua akan dilatih oleh tenaga psikologi terkait pengetahuan tentang pola asuh dan parenting.
“Orag tua juga diberi pelatihan Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan webinar/talkshow seputar kesetaraan gender,” terang.
Dosen Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) Kota Surabaya, Tri Susanti menjelaskan bahwa konteks kesetaraan gender sering menghantui perempuan, terutama pada aktivitas kesehariannya. Menurutnya, masyarakat saat ini masih sering mengelompokkan perempuan dengan larangan atau aturan tertentu.
“Sering terjadi adalah masyarakat masih melihat tugas perempuan sebagai ibu rumah tangga. Padahal dalam kenyataannya saat ini, mereka turut mengambil bagian penting dalam memenuhi kebutuhan keluarga, terutama pada fungsi ekonomi keluarga,” jelas Tri.
Senada dengan hal tersebut, Psikolog Puspaga (Klinik dan Sekolah) Fatchul Munir mengatakan, tantangan pada zaman modern saat ini adalah terhadap akses informasi dan pengetahuan yang banyak mengalami perubahan. Dari perubahan situasi tersebut, orang tua diharapkan bisa merubah tujuan berkeluarga dengan memperhatikan ketahanan keluarga.
“Maka orang tua harus memperhatikan beberapa fungsi untuk menjaga ketahanan keluarga, yakni cinta kasih, agama, perlindungan, sosial budaya, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, pembinaan lingkungan, dan reproduksi,” jelas Munir. (ST01)