SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Menuntut ilmu tidak mengenal usia. Itulah yang diyakini Indradjaja Manopol yang dinobatkan menjadi wisudawan tertua pada Wisuda ke-125 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Wisudawan dari Departemen Teknik Sipil itu berhasil menamatkan studi magisternya di usia 63 tahun 8 bulan dan akan diwisuda, Minggu (27/3) besok.
Hampir selama 40 tahun berkecimpung di dunia konstruksi, lelaki yang akrab disapa Indra ini merasa banyak sekali perkembangan ilmu baru yang ingin dipelajarinya. Berangkat dari tekad tersebut, mantan Direktur Utama PT Nindya Karya ini memutuskan untuk melanjutkan studi di Teknik Sipil Manajemen Konstruksi ITS. Hal ini sekaligus menjadi langkah awal akan keinginannya untuk menjadi pengajar di bidang yang selama ini ia geluti.
Lebih lanjut, Indra menuturkan mengenai kendala yang dialami selama menjalani masa studi. Ia mengklaim perkembangan teknologi informasi menjadi halangan paling besar baginya. Kemampuan menulis ilmiah yang jarang digunakan lantaran bekerja sebagai praktisi lapangan juga menjadi kendala lain yang cukup membuatnya kesusahan.
Beruntungnya, Indra memiliki minat membaca yang besar sehingga membantu dalam menyelesaikan masa studi. Selain itu, dukungan dari keluarga dan rekan kerja turut mengobarkan semangat Indra dalam menyusun tesis.
“Ditolak hampir sepuluh kali oleh dosen pembimbing. Tapi untungnya keluarga mendorong untuk terus maju,” tuturnya mengisahkan.
Selain dukungan keluarga, tekad kuat dari seorang Indra juga menjadi faktor penting keberhasilannya lulus dalam kurun waktu tiga semester. Ia mengingatkan diri sendiri untuk merasa malu saat ingin menyerah dan menegaskan kembali bahwa apa yang sudah ia mulai juga harus ia selesaikan. Berkat perjuangannya, mantan Komisaris Utama PT Amarta Karya ini berhasil meraih IPK 3,92 dengan predikat cumlaude.
Untuk menyelesaikan studi magisternya, lelaki asli Surabaya ini mengangkat tesis berjudul Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan maupun Keberhasilan dari Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di Indonesia. Tesis ini dibuat karena rasa prihatin akan banyaknya kecelakaan kerja di proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
“Kecelakaan ini sangat merugikan, jadi harus ada perhatian dari seluruh pihak yang terkait,” ujarnya mengingatkan.
Lelaki kelahiran 1958 ini berharap tesis yang ditulisnya dapat bermanfaat bagi manajemen keselamatan konstruksi di Indonesia. Ia juga berniat untuk mengajarkan ilmunya kepada junior dan rekan kerjanya yang berada di perusahaan konstruksi.
Indra berpesan kepada generasi muda untuk memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin agar ilmu yang diperoleh dapat segera diaplikasikan dalam dunia nyata untuk kemajuan bangsa dan negara. (ST05)