SURABAYATODAY.ID, MALANG – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin mengapresiasi hadirnya sekolah lansia tangguh. Diharapkan, sekolah lansia tangguh mampu meningkatkan kualitas hidup lansia untuk keluarga dan masyarakat.
Disampaikan Arumi, Sekolah Lansia Tangguh merupakan salah satu inovasi BKKBN untuk memberikan konsep “Belajar Sepanjang Hayat, Bahagia Sepanjang Waktu”. Hal ini baik kepada para keluarga lansia maupun lansia itu sendiri, melalui pembiasaan berpikir dan perilaku positif serta beradaptasi dengan perkembangan IPTEK sesuai kemampuan masing-masing.
“Saya sangat mengapresiasi terobosan-terobosan yang dilakukan BKKBN untuk peningkatan dan penguatan kualitas keluarga,” ucapnya dalam acara Pembukaan sekolah lansia tangguh di Pendapa Kabupaten Malang tahun 2022, Rabu, (16/3).
Pilot project program Sekolah Lansia Tangguh sudah diterapkan di dua kabupaten/kota di Jatim. Yakni di Kabupaten Malang dan Kota Pasuruan. Khusus Malang, sebanyak 100 lansia dari tiga kecamatan meliputi Singosari, Dau dan Sumber Pucung, kata Arumi, akan mengikuti sekolah lansia tangguh di kantor kecamatan dan balai desa.
Nantinya, kata dia, metode pengajaran dikemas secara non formal agar lansia dan pra lansia bisa mencapai sekaligus menerapkan tujuh dimensi lansia tangguh secara spiritual, emosional, fisik, intelektual, sosial kemasyarakatan,lingkungan, dan profesi-vokasional.
“Selain itu, jangka waktu sekolah lansia tangguh selama enam bulan yang dilaksanakan di beberapa kecamatan dan balai desa,” tuturnya.
Selama enam bulan, ada banyak aktivitas yang dilakukan lansia, salah satunya dengan melakukan kegiatan project secara berkelompok dan melakukan kreativitas lainnya. Ditambah pekerjaan rumah ringan seperti mengamati tanaman.
Lebih lanjut, kualitas kehidupan yang baik bagi lansia tidak hanya diwujudkan melalui pendidikan, akan tetapi harus didukung pihak keluarga. Sebab, keluarga merupakan salah satu support system utama bagi setiap manusia, utamanya dalam penanganan soal stunting.
Apalagi di tahun 2024 ada target menurunkan angka stunting sebesar 14 persen. “Pemahaman dan keterampilan yang mumpuni bagi setiap pendamping lansia dalam keluarga akan sangat membantu keluarga maupun lansia,” ungkapnya.
“Kalau lansia tidak dilibatkan akan pincang dan memiliki dampak terhadap stunting, AKI dan AKB,” imbuhnya.
Arumi berharap semangat peserta Sekolah Lansia Tangguh mampu menjadi pengingat bahwa dengan belajar, akan mampu mengubah dunia. Sekalipun tidak dapat mengubah dunia, setidaknya akan mampu mengubah diri sendiri. (ST02)