SURABAYATODAY.ID, SIDOARJO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas jamaah umrah yang diberangkatkan dari Bandara Juanda, Selasa (15/3). Pemberangkatan ini merupakan penerbangan tanpa transit (direct flight) dari Juanda ke Madinah.
Penerbangan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA9848. Jumlah penumpangnya sebanyak 220 jamaah.
Ini merupakan penerbangan kedua melalui Bandara Juanda. Sehari sebelumnya juga telah diberangkatkan jamhaan umrah perdana dengan menggunakan maskapai Lion Air.
Khofifah berharap proses pemberangkatan umrah dari Bandara Juanda ini akan bisa berjalan secara reguler. “Selain itu intensitas penerbangannya bisa ditingkatkan, apalagi menjelang bulan Ramadan,” katanya.
Ia menyatakan animo masyarakat untuk umrah sangat tinggi. Apalagi sekarang jelang bulan Ramadan. “Apalagi pula dua tahun ini tertunda karena pandemi covid-19,” lanjutnya.
Sementara itu terkait penyelenggaraan ibadah haji, Gubernur Khofifah mengatakan akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat yang juga menunggu kepastian dari Pemerintah Arab Saudi. Tentunya hal ini sudah dilakukan kesiapsiagaan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Agama.
“Saya rasa Kemenag pasti sudah melakukan kesiapsiagaan kapan lampu hijau dari pemerintah Saudi untuk pemberangkatan Ibadah Haji. Jumat (10/3) kemarin kami rakor dipimpin Pak Menko Marves dan beliau menyampaikan saat bertemu dengan Pangeran Mohammed Bin Salman di Arab Saudi, beliau meminta ada penambahan kuota haji karena dua tahun perjalanan haji ditunda karena pandemi Covid-19,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmad Hanafi mengatakan bahwa pengoperasian kembali penerbangan umrah di era kenormalan baru ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat Muslim di seluruh nusantara. Mereka telah lama menantikan kesempatan untuk beribadah di Tanah Suci.
Penerbangan umrah perdana Garuda Indonesia dengan rute “Surabaya– Madinah” ini dilaksanakan secara direct menggunakan pesawat A330-300 dengan nomor penerbangan GA9848.
“Meskipun proses ketentuan karantina saat ini sudah tidak diberlakukan, namun pada pelaksanaan operasional penerbangan, sesuai dengan core value kami,” katanya.
Menurut dia, Garuda Indonesia tetap fokus mengadaptasi layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan para penumpangnya khususnya pada empat aspek utama. “Yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan,” pungkasnya. (ST02)