SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani menerima penghargaan dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat. Penghargaan diserahkan di lantai 3, Ballroom Hotel Vassa, Selasa (1/3).
Penghargaan itu diterima oleh Ketua TP PKK Rini dalam rapat kerja daerah yang bertajuk “Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Provinsi Jawa Timur.
Di dalam bingkai penghargaan yang diberikan kepada Ketua TP PKK Rini itu tertulis, bahwa TP PKK Surabaya telah berkontribusi dalam Peningkatan Kesertaan Keluarga Berencana pada Kegiatan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Bersama Mitra Kerja pada Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2021.
Usai menerima penghargaan tersebut, Ketua TP PKK Rini mengatakan, apresiasi yang diberikan oleh BKKBN pusat ini merupakan bukti nyata Pemkot Surabaya melalui TP PKK menekan angka stunting di Kota Pahlawan. Rini menyampaikan, menekan angka dan mencegah stunting bukan hanya dengan asupan gizi seimbang untuk ibu hamil dan setelah anak lahir saja.
“Tetapi juga dengan program KB (keluarga berencana) dan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) yang digerakkan oleh TP PKK Pendamping Keluarga,” katanya.
Diperolehnya penghargaan ini, Rini berharap, ke depan bisa lebih baik lagi dan menjadi motivasi untuk menekan permasalahan stunting di Surabaya. “Ini menjadi stimulus bagi kami, memacu lebih cepat lagi mengatasi stunting di Kota Surabaya, supaya angka stunting menurun. Kami jadikan penyemangat supaya lebih baik lagi,” lanjutnya.
Rini menjelaskan, saat ini Pemkot Surabaya fokus dengan Tim Pendamping Keluarga yang bergerak di kantor kelurahan dan kecamatan. Dengan adanya tim tersebut, diharapkan angka stunting bisa menurun drastis.
“Bersama Tim Pendamping Keluarga ini, kami melakukan berbagai penyuluhan. Karena stunting itu bisa terjadi pada saat kehamilan, kita bisa cegah, agar anak yang terlahir tidak stunting. Dengan adanya KB kita bisa menekan angka kematian ibu dan anak hingga stunting,” jelas Rini.
Ia menambahkan, sampai saat ini di Kota Surabaya masih banyak terjadi kehamilan ibu berisiko melahirkan anak stunting. Biasanya, lanjut dia, kehamilan anak berisiko stunting itu terjadi pada kelahiran ketiga atau keempat. Karena itu, ia menekankan pentingnya KB untuk mencegah anak terlahir stunting dari hulunya.
“Jadi yang kita cegah bukan hanya stuntingnya, tapi yang juga kita cegah adalah jangan sampai ada stunting baru di Surabaya,” imbuhnya. (ST01)