SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya sejak Senin (21/2) sore, mengakibatkan sejumlah kawasan di Kota Pahlawan tergenang. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi keliling untuk mengecek genangan tersebut.
Ia didampingi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perhubungan, dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).
Di lokasi pertama, Eri Cahyadi menangani genangan di Jalan Golf I/1, Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Dukuh Pakis. Di tempat tersebut, ia meminta jajaran Dinas PMKP untuk menyedot air genangan itu. Dengan celana ‘dicincing’ ia memimpin penyedotan itu hingga sekujur tubuhnya basah kuyup.
“Berdasarkan perkiraan BMKG, terjadi cuaca ekstrem yang menimpa Kota Surabaya. Akhirnya seperti ini, bahkan juga terjadi hujan es dan puting beliung, maka saya langsung turun untuk melakukan pengecekan,” terangnya, Senin (21/2) malam.
Ia mengatakan, usai melakukan pengecekan kondisi di kawasan Gunungsari, air tersebut langsung surut setelah dilakukan pemompaan dan penyedotan oleh Dinas PMKP. Selanjutnya, ia bergegas melakukan pengecekan banjir di Jalan Raya Menganti Wiyung.
“Saya ke arah Wiyung dan saya tahu ada genangan yang lumayan tinggi di atas mata kaki dan itu membuat macet. Akhirnya saya membuat dua arah, jalan yang banjir saya tutup dan saya oper ke satu sisi. Yakni jalan yang tepat di depan basecamp PMKP,” kata dia.
Pada sisi lainnya, yakni yang mengalami kenaikan air, ia meminta Dinas PMKP melakukan pemompaan dan penyedotan air. Hasilnya, dalam kurun waktu dua jam, air tersebut surut.
“Alhamdulillah pukul 21.00 WIB kita mulai dan jam 23.00 WIB sudah surut semuanya. Jadi inilah yang saya harapkan kolaborasi dengan semua tim. Harusnya tanpa saya pun sistem ini berjalan,” ungkap dia.
Apabila hal tersebut terjadi kembali, ia meminta kepada Kepala Dinas PMKP untuk siaga. Sebab, banjir di kawasan Jalan Raya Menganti Wiyung telah terjadi sejak tahun 2017 dan terus berulang hingga saat ini.
“Ada limpahan air dari perumahan, seperti Dian Istana, Bukit Darmo, dan ada juga dari Graha Family. Maka kita tahu di dalam (gang rumah warga) juga ada genangan. Air itu akhirnya lari ke Kali Makmur ini, karena kalinya penuh maka dia tidak bisa menampung dan terjadilah banjir,” terang dia.
Untuk menekan luapan air, Eri Cahyadi langsung memasukan beberapa truk tangki untuk melakukan penyedotan air di dalam gang rumah warga untuk membuang air tersebut.
“Berarti tahun 2022 ini kita sudah tahu masalahnya. Oleh karena itu, harus dikunci air itu yang ada di perumahan dengan dibuat pintu air dan bozem untuk mengatur air yang akan masuk ke Kali Makmur,” tegas dia.
Kalaupun terdapat limpahan air seperti saat ini, ia meminta Dinas PMKP harus memanfaatkan mobil PMKP. Sebab, inilah salah satu kecepatan Kota Surabaya untuk menyelesaikan genangan.
“Tadi sempat diskusi dengan warga dan mereka mengatakan 2017 hingga 2019 itu sampai subuh. Tapi tadi kami juga berjibaku dengan warga untuk membuka saluran dan akhirnya kita bisa menyelesaikan dalam waktu dua jam,” ungkap dia.
Tak hanya itu saja, ia kemudian meminta PD (Perangkat Daerah) terkait untuk mendatangi perumahan tersebut, yang rencananya akan berkoordinasi untuk membuat pintu air dan bozem.
“Ini pembelajaran bagi teman-teman, kudune lek 2017 terjadi (kalau terjadi sejak 2017) ya tutup di sana, harus sama-sama ada toleransinya tidak langsung dibuang. Tapi harus saling menjagalah,” tegas dia.
Karena itu, ia meminta seluruh jajarannya berkolaborasi dan bergotong-royong menghadapi masalah. Khususnya permasalahan banjir yang terjadi terus menerus di Jalan Raya Menganti Wiyung.
“Makanya saya bilang, pakailah empati, golekno saluran (carilah salurannya) tidak bisa banjir disini diselesaikan di sini. Cukup jaman ku iki tok (cukup zaman saya), aku emoh lek onok banjir maneh (aku tidak mau terjadi banjir lagi). Kalau terjadi di tempat yang sama kebacut berarti,” tegas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Dedik Irianto menjelaskan bahwa pihaknya menerjunkan 11 unit untuk melakukan pemompaan dan penyedotan air di Jalan Raya Menganti Wiyung.
“Unit yang diterjunkan ada 11 unit dan yang terbanyak dari rayon 4 dan sekitarnya. Estimasi kerja, sesuai target Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) pokoknya jalan ini bisa dilewati sampai jalan ini normal,” jelas dia.
Ia menerangkan, bahwa pemompaan dan penyedotan air ini berlangsung hingga larut malam, karena sempat terjadi kemacetan panjang akibat air mulai meluap ke jalan raya. “Karena banjir maka jalan ini macet, maka kita kurangi air hingga jalan ini bisa dilewati,” terang dia.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Lilik Arijanto mengatakan bahwa faktor utama penyebab banjir di Kota Surabaya adalah curah hujan yang cukup tinggi, yang juga menyebabkan pohon tumbang.
Lilik menerangkan, bahwa pihaknya akan membuat pelaluan air, karena posisi tempat penampungan air (saluran Wiyung) lebih rendah dibanding dengan tingginya jalan raya.
“Kita ke depan akan membuat saluran pembuangan atau crossing yang ke Kali Makmur dan harus ada tambahan lokasi lagi, jadi akan ada pelebaran dan pendalaman termasuk,” paparnya. (ST01)