SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Angka stunting di 31 kecamatan Surabaya mencapai 5.727 kasus dan turun 300 persen lebih menjadi 1.785 kasus. Namun, jumlah tersebut merupakan akumulasi total warga KTP Surabaya dan non-KTP Surabaya atau domisili.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menyampaikan, bahwa pihaknya siap mendukung penuh upaya Wali Kota Eri Cahyadi yang menargetkan nol kasus balita stunting dalam tiga bulan ke depan.
“Alhamdulillah Pak Wali Kota tadi hadir, bahwa beliau ada target bulan Februari 2022 atau setelah tiga bulan ini berharap ada penurunan angka stunting dari 1.785,” kata Rini Indriyani.
Ia optimistis angka stunting dalam tiga bulan ke depan dapat turun signifikan. Apalagi, dari hasil evaluasi penanganan pada triwulan sebelumnya, angka balita stunting di Kota Surabaya turun signifikan.
“Alhamdulillah kita data pertama ada 5.727, tapi dalam tiga bulan kita bisa turun menjadi 1.785. Insya Allah ke depan setelah tiga bulan, kita juga bisa turun lagi dari jumlah 1.785,” terangnya.
Karena itu, ia bersama dengan seluruh kepala perangkat daerah Kota Surabaya, puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan kader-kader PKK, bakal terus berkolaborasi untuk mengatasi stunting. Sebab menurutnya, untuk mengatasi stunting tentu dibutuhkan kolaborasi dan gotong-royong dengan semua pihak.
“Harapan kita bisa bersama-sama untuk gotong-royong. Insya allah kita bisa bersama-sama menyelesaikan (stunting) ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, bahwa penanganan stunting yang dilakukan pemkot selama tiga bulan terakhir, menunjukkan hasil yang signifikan. Pemkot akan memetakan sisa 1.785 kasus stunting di Surabaya.
“Stunting bisa diturunkan dari 5.727 ke 1.785. Jadi pada posisi-posisi inilah yang kita lakukan (pemetaan), dari 1.785 itu kita pisahkan lagi. Kita sentuh dalam tiga bulan terakhir, maka dalam tiga bulan ke depan (stunting) harus titiknya nol,” jelasnya. (ST01)