SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menerima aspirasi usulan upah minimum kota (UMK) dari perwakilan 30 orang Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Surabaya. Mereka diterima di lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya.
Eri juga langsung menyampaikan usulan upah tersebut ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jatim.
Saat di lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya ini, Eri duduk diapit oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Anton Elfrino Trisanto. Mereka duduk sembari merembuk masalah UMK bersama perwakilan dari SPSI Surabaya.
Eri menyampaikan banyak terima kasih kepada SPSI, Kapolrestabes Surabaya dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, telah mengawal serta menjaga Kota Pahlawan saat demo buruh berlangsung pada Kamis (26/11) lalu. “Tadi sudah disampaikan, saya telepon Bu Gubernur dan Disnaker Jatim mengusulkan UMK-nya. Biar cepat selesai. Insya Allah segera kita kirim ke sana, mugi-mugi Panjenengan semua diparingi Gusti Allah kelancaran,” katanya.
“Saya juga berterima kasih dengan temen-teman buruh, kemarin saat demo berjalan lancar tidak merusak dan menjaga kota ini, karena kita bersama menjaga agar aman,” terusnya.
Terkait UMK yang diusulkan oleh perwakilan buruh yang hadir, Eri mengatakan, usulan itu ada tiga kategori. Di antaranya yaitu, kategori perusahaan lokal, perusahaan go public/interlokal dan perusahaan asing.
“Usulan yang dari dewan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu Rp 4,3 juta sekian. Kalau yang dari dewan SPSI itu beda-beda, seperti perusahaan lokal itu diusulkan Rp 4,3 juta sekian, yang perusahaan go publik itu Rp 4,6 juta sekian dan yang perusahaan asing nilainya Rp 4,7 sekian,” jelas dia.
Wali Kota Eri juga menyampaikan kepada para perwakilan buruh, ke depannya jika ada permasalahan atau usulan bisa dimusyawarahkan. Tujuannya adalah, untuk menjaga kebersamaan dan kegotongroyongan antara Pemkot dan warga Kota Surabaya.
“Seperti awal yang saya bilang, saya ingin UMK Surabaya itu Rp 7 juta. Nantinya, ketika si suami gajinya kurang dari UMK, maka kita akan mengajak istri dan anak-anaknya yang usianya produktif untuk dilatih UMKM. Jangan sampai nanti ada investasi di Surabaya, tapi warga Surabaya hanya jadi penonton,” jelasnya.
“Ayo kalau ada yang perlu disampaikan, langsung kita rembuk bersama seperti saat ini,” pungkasnya. (ST01)