SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina menjadi pembicara talkshow Sosialisasi Penguatan Pendataan dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana bersama Mitra. Talkshow tersebut, berlangsung di Ballroom 89, Ciputra World Mall Surabaya.
Ia mengapresiasi dan mendukung langkah Pemkot Surabaya , dalam mengantisipasi angka stunting di Kota Pahlawan. Apalagi, Pemkot Surabaya juga dinilai cepat dan tanggap dalam penurunan angka kasus Covid-19.
“Saya mengapresiasi Kota Surabaya, dimana para kader ini bertindak cepat dan sangat cepat tanggap. Mereka tidak hanya memfasilitasi tetapi juga mengawal dan mendampingi, ini luar biasa sekali,” ungkap Arzeti.
Arzeti tak memungkiri, bila faktor pandemi Covid-19, memungkinkan para ibu tidak bisa melakukan kontrol kehamilan, karena mendapat beberapa kendala. Menurut dia, hal ini juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak. Karena stunting ini menyebabkan generasi kedepan menjadi kurang cerdas.
“Faktor tersebut menjadi kesulitan kita untuk melakukan pengawasan saat hamil dan melahirkan. Kurangnya nutrisi juga bisa memicu terjadinya stunting. Kita bisa mencegah stunting dengan memperhatikan asupan gizi dan ekonomi. Sehingga kita bisa mengantisipasi bersama-sama untuk menjadi bagian dalam pencegahan stunting,” jelas dia.
Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Pusat, Martin Suanta menambahkan, bahwa sosialisasi ini rutin digelar, agar seluruh lapisan masyarakat bisa memahami program-program BKKBN. Seperti, Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana) di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya.
“Karena saat ini pemerintah sedang konsentrasi pada penurunan angka stunting. Jadi BKKBN di dalam Perpres Nomor 72 tahun 2021, Pak Presiden (Joko Widodo) mengamanatkan BKKBN sebagai percepatan percepatan penurunan stunting,” ujar Martin sapaan lekatnya.
Menurut Martin, salah satu langkah untuk mencegah stunting adalah dengan memperhatikan usia pernikahan dari masing-masing pasangan. Bahkan, BKKBN telah memiliki program Tim Pendampingan Keluarga (TPK), yang mendukung keluarga yang memiliki risiko stunting.
“Tim terdiri dari kader PKK, Kader KB, dan Bidan. Mereka akan mendampingi keluarga yang memiliki risiko stunting, dengan memberikan edukasi dan pendampingan. Saat ini mereka sedang ingin untuk melakukan pendampingan pada tahun 2022,” pungkasnya. (ST01)