SURABAYATODAY.ID, JEMBER – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Bachsin terus mendorong sektor UMKM terutama para perajin bordir dan batik untuk terus bangkit dan berkembang, pasca pelemahan yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Salah satunya melalui pelatihan teknik kolaborasi inovasi bordir di atas kain batik.
“Mengawinkan bordir dan batik ini bukanlah sesuatu hal yang baru. Ada seni, ada tekniknya, dan ada keindahannya. Jadi pelatihan seperti ini rutin kita lakukan juga sebagai bagian memberikan semangat dan motivasi kepada para perajin batik dan bordir agar bangkit pasca pelemahan akibat pandemi Covid-19,” kata Arumi.
Hal ini disampaikannya saat membuka pelatihan singkat produk Dekranasda ‘Teknik Kolaborasi Inovasi Bordir di Atas Kain Batik’ di Hotel Aston Jember, Senin (15/11) sore.
Menurutnya, batik dan bordir ini merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipertahankan. Apalagi dari setiap motif batik tersirat makna dan arti masing-masing, serta sejarah yang terkandung di dalamnya.
“Kami di Dekranasda Jatim sangat kompak, pelatihan yang kami berikan kepada para perajin dan UMKM juga bermacam-macam baik dari segi pemasarannya, produksinya, maupun packagingnya,” terangnya.
Arumi menyadari, selama dua tahun pandemi Covid-19, banyak sektor UMKM yang terdampak, baik dari segi produksi maupun penjualannya. Namun, ia meyakini, kondisi pandemi yang terus melandai saat ini menjadi waktu yang tepat untuk para perajin kembali memompa semangat terus bangkit.
“Saya yakin, dengan mulai membaiknya sektor ekonomi, konsumen mulai banyak yang kembali berbelanja produk-produk yang berhubungan dengan lifestyle termasuk batik dan bordir,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arumi mendorong para pengrajin batik dan bordir untuk terus berinovasi baik model, desain, maupun kualitas produknya. Selain itu, para pelaku UMKM diharapkan dapat saling berkolaborasi untuk memberikan nilai tambah terhadap produk-produknya.
“Kolaborasi jadi kunci mindset kita para pengusaha menengah. Mindset pengusaha besar meningkatkan investasi, tapi ini juga berpengaruh terhadap risiko yang akan ditanggung. Tapi UMKM ada keterbatasan baik dari segi modal dan SDM. Tekniknya ya harus kolaborasi. Kita pintar di produksi, tapi kita juga harus mau kolaborasi dengan UMKM lain yang jago di bidang packaging, desain atau pemasaran digital,” terang istri Wagub Jatim ini. (ST02)