SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Saat meninjau dampak banjir di Desa Bengkelolor, Kecamatan Benjeng dan Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, Gresik, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyatakan banjir disebabkan banyak faktor.
Di beberapa daerah, Sebut Emil, memiliki perbedaan karakter banjir. Contohnya di Batu. Kondisi di wilayah tersebut dinilai karena sedimentasi atau hutan yang gundul. Lalu di Kota Surabaya karena tampungan drainasenya meluap melebihi kapasitas.
“Sementara di Gresik berbeda, karena sungai tidak mampu menampung debit air yang ada,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Jatim per Senin, (8/11) jumlah warga yang mengungsi sebanyak 403 orang. Rinciannya, sebanyak 21 balita, 77 anak-anak, 273 orang dewasa dan 32 lansia. Kemudian jumlah kecamatan yang terdampak banjir sebanyak 5 kecamatan terdiri dari Kecamatan Balongpanggang, Kecamatan Benjeng, Kecamatan Cerme, Kecamatan Menganti dan Kecamatan Kedamean. Sementara jumlah rumah yang terdampak sebanyak 2.211 rumah.
“Pemerintah pusat sedang melaksanakan tugas untuk mengatasi tanggul. Memang semua ini masih proses,” ujarnya.
Emil menambahkan, bahwa saat ini, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) juga akan membantu persoalan yang sedang dialami Kab. Gresik. “Mereka akan mendatangkan alat berat untuk membantu sekaligus menguatkan tanggul yang jebol,” tandasnya.
Selain normalisasi sungai dan memperkuat tanggul, BPBD Jatim sudah melakukan penanganan lain. Di antaranya membuka posko kesehatan di setiap puskesmas dan puskesmas pembantu wilayah kecamatan yang terdampak banjir. Selain itu juga melakukan evakuasi warga di wilayah terdampak banjir, dan membuka dapur umum serta pemberian bantuan paket sembako dan makanan siap saji. (ST02)