SURABAYATODAY.ID, SUMENEP – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yakni Beehive Drones dan Tinc (Telkomsel Innovation Center) telah melakukan uji coba operasional pesawat tanpa awak (drone). Alat ini untuk pengiriman kebutuhan medis antarpulau dan daerah terpencil di Kabupaten Sumenep.
Bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sumenep ke-752, uji coba yang menjadi atraksi pamungkas di pengujung acara. Ini menjadi aktivitas pertama pesawat tanpa awak yang mengirimkan suplai medis antarpulau serta daerah yang sulit terjangkau.
Kegiatan uji coba ini sendiri lahir berkat dua kerja sama, yakni kerja sama Beehive Drones dengan Tinc dan kerja sama Beehive Drones dengan Departemen Teknik Transportasi Laut ITS. Dari kerja sama dengan ITS tersebut, diajukanlah proposal penelitian berjudul Rancangan Sistem Operasional Pesawat tanpa Awak Antarpulau dan Daerah Terpencil untuk Last-Mile Delivery.
Proposal itulah yang di kemudian hari mendapatkan persetujuan dalam Program Matching Fund Gelombang IV Tahun 2021 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati menyampaikan sangat bangga karena Beehive Drones melalui perusahaannya PT Aero Global Inovasi (AGI) merupakan salah satu start-up bidang teknologi transportasi di bawah binaan STP kluster Inovasi Kemaritiman ITS. “Hal ini menunjukkan keberhasilan pembinaan start-up untuk menghasilkan produk teknologi baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Beehive Drones Albertus Gian Dessayes mengatakan, drone adalah jawaban praktis atas permasalahan last-mile delivery dalam dunia distribusi logistik. Dengan solusi ini, maka distribusi logistik dengan transportasi konvensional dapat lebih terbantu, karena drone menawarkan kecepatan waktu serta kepraktisan sistem distribusi logistik.
Alumnus Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS ini menjelaskan, Kabupaten Sumenep merupakan wilayah yang terdiri dari daratan dan sejumlah pulau kecil di Pulau Madura. Kabupaten Sumenep sendiri mengandalkan moda transportasi laut untuk berbagai aktivitas mobilitas dan distribusi.
“Atas alasan tersebut, kami berpikir untuk memadukan drone logistik medis ini dengan kapal laut dalam alur logistik last-mile delivery,” imbuhnya.
Dari situlah, Beehive Drones memutuskan untuk menjalin kolaborasi dengan Departemen Teknik Transportasi Laut ITS. Lelaki yang akrab disapa Gian ini menerangkan, ITS sebagai kampus maritim terbaik dianggap memiliki pemahaman yang lebih mumpuni mengenai moda transportasi laut. (ST05)