SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Rangkaian acara Dies Natalis ke-61 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali dimeriahkan oleh pagelaran kesenian. Yakni wayang kulit yang dihelat secara hibrida, Sabtu (6/11) malam.
Bedanya, kali ini berupa pagelaran wayang kulit itu dipadukan dengan wayang orang yang diperankan oleh para profesor yang tergabung dalam dewan profesor ITS. Cerita yang diusung adalah Harjuna Sasrabahu.
Ini baru kali pertama ITS berinovasi mengombinasikan pertunjukan wayang kulit dengan wayang orang yang didalangi oleh ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Imam Robandi. Pagelaran wayang yang ditampilkan secara virtual ini pun ditonton bareng di halaman gedung rektorat ITS serta live streaming melalui kanal Youtube ITS TV yang sudah ditonton lebih dari 5.300 kali malam itu.
Menariknya lagi, para profesor yang melakonkan wayang orang tersebut berasal dari berbagai suku daerah di Indonesia. Rata-rata juga baru kali pertama ini bermain dalam wayang orang.
Adapun para profesor yang menjadi pemeran wayang dalam pagelaran ini antara lain Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari sebagai Harjuna Sasrabahu, Wakil Rektor I ITS Prof Adi Soeprijanto sebagai Sumantri, Prof Surya Rosa Putra sebagai Patih Suroto, Prof Tri Yogi Yuwono sebagai Prabu Citra Sudarma, Prof Muhammad Sigit Darmawan sebagai Kumbakarna, Prof Ridho Bayuaji sebagai Raden Citra Kesuma, Prof Hamzah Fansuri sebagai Wibisono, Prof Agus Rubiyanto sebagai Dosomuko, Prof Nadjadji Anwar sebagai Semar, Prof Suasmoro sebagai Bagong, Prof Budisantoso Wirjodirdjo sebagai Petruk, dan Prof Bangun Muljo Sukojo sebagai Gareng.
Selain itu, ada juga Prof Irmina Kris Murwani sebagai Putri Domas, Prof Djatmiko Ichsani sebagai Indrajid, Prof Joni Hermana sebagai Begawan Swandagni, Prof Erma Suryani sebagai Dewi Citrowati, Prof Syafsir Akhlus sebagai Prahastho, Prof Aulia Siti Aisjah sebagai Sarpokenoko, Prof Mardlijah sebagai Dewi Danuresmi, Prof I Ketut Aria Pria Utama sebagai Ratu Prabu Sasra Hadimurti, Prof Prabowo sebagai Ratu Prabu Pujaningrat, dan Prof Agus Purwanto sebagai Sukrosono.
Dalang Prof Imam Robandi mengisahkan Harjuna Sasrabahu yang ingin melamar Dewi Citrowati, namun Harjuna atau Arjuna harus bersaing dengan Dosomuko yang ingin melamar perempuan yang sama.
Arjuna membuat sayembara untuk membunuh Dosomuko dengan memerintahkan Sumantri. Singkat cerita, Sumantri ceroboh dalam melaksanakan tugasnya. Cerita diakhiri dengan Sumantri yang dinasihati oleh Arjuna untuk selalu ingat delapan karakter dasar manusia.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari menuturkan, fokus ITS tidak hanya mengembangkan teknologi, namun sekaligus menggabungkan teknologi dengan budaya daerah. Wayang dipilih menjadi tradisi pagelaran setiap Dies Natalis ITS karena budaya daerah ini terkandung banyak filosofi hidup.
“Harapannya melalui pagelaran wayang kulit ini, kami berkomitmen untuk melestarikan budaya daerah,” ungkapnya.
Acara nonton bersama pagelaran wayang ini juga mendapat apresiasi yang luar biasa dari Ki Sigit Ariyanto selaku dalang pada pagelaran wayang kulit pembukaan Dies Natalis ke-61 ITS. Dalam apresiasinya, Sigit menyampaikan bahwa pertunjukkan wayang ini layak untuk mendapat penghargaan.
“Saya sangat terkagum, sebab belum tentu setiap dalang mampu menciptakan pertunjukkan wayang seperti ini,” ujar dalang muda asal Jepara ini. (ST05)