SURABAYATODAY.ID, BANGKALAN – Anggota DPD RI Ahmad Nawardi menilai sikap Menteri Sosial Tri Rismaharini yang sering marah-marah sebagai kewajaran. Penilaian yang sama juga diberikan oleh anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Muhamad Ali Ridho.
Ia menyatakan sikap Mensos Risma yang marah-marah karea ada alasannya. Ali Ridho melihat alasan tersebut relevan dengan kemarahan yang ditunjukkan Risma. Yakni dalam hal penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat yang berhak.
“Kemarahan beliau misalnya ketika ada warga yang seharusnya berhak menerima (bantuan sosial) tapi tidak menerima. Atau misalnya bantuan seharusnya sudah sampai tapi belum sampai,” katanya, Sabtu (16/10) di Bangkalan.
Ia menjelaskan dalam beberapa hal, ada warga yang menemui kendala tersebut. Dikatakan, ada kemungkinan warga sudah berbulan-bulan yang lalu menerima bantuan sosial tersebut. Tetapi dalam realitanya, warga itu belum menerima atau bantuannya baru sampai.
“Bu Risma akan marah kalau mengetahui ini. Di mana bantuan itu segarusnya sudah diterima (warga) tapi tidak sampai, bahkan ada yang berbulan-bulan,” terangnya.
Wakil rakyat dari Komisi VIII ini mencontohkan salah satu kejadian di Bangkalan. Ketika Risma meminta seorang warga mengecek saldo dan mengambil uang bantuan sosial, ternyata uangnya sudah lebih Rp 2 juta.
“Itu artinya warga tersebut sudah menerima bantuan selama beberapa bulan. Dia (warga) tahu itu atau tidak? Bu Risma akan marah karena kendala-kendala seperti ini” ungkap Ali Ridho.
Karena itu ia menilai kemarahan Risma adalah wajar. Bahkan ia menilainya kemarahan itu bukan hal yang negatif.
“Kemarahan itu adalah kemarahan karena ada hak rakyat yang tidak sampai,” tegas dia.
Sebelumnya, anggota DPD RI H. Ahmad Nawardi juga memberikan penilaian yang sama. Bagi Nawardi, sikap Risma yang marah adalah hal wajar. Sikap marah-marah itu harus dilihat secara positif. Sebab mensos tidak ingin ada penyalahgunaan, termasuk tidak maksimalnya atau tersendatnya bantuan sosial sampai ke masyarakat.
“Bu Risma sering emosional jika melihat orang yang seharusnya menerima bantuan sosial tapi tidak menerima bantuan. Kemarahan itu terjadi karena memang ada ketidakberesan di tingkat bawah,” katanya.
Menurut dia, Risma tidak akan marah jika penyerahan bantuan sosial tidak ada masalah di lapangan. Bahkan ia menilai kemarahan Risma adalah perlu.
“Wajar. Justru harus dimarahin kalau memang ada ketidakwajaran,” tegasnya. (ST01)