SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ketua DPD Golkar Surabaya Arif Fathoni mengeluarkan catatan pertanggungjawaban kepada pemilih yang telah menjadikannya anggota DPRD Surabaya periode 2019-2024. Catatan itu dikemasnya dalam sebuah buku. Judul ‘Dua Tahun Bersama Rakyat’.
Dibuatnya buku dan akan diterbitkan pada 20 Oktober 2021 ini
mendapat apresiasi dari Ketua PC NU Surabaya, KH Muhibbin Zuhri. Ia menyatakan banyak tokoh-tokoh politik atau pergerakan terdahulu yang telah menjabarkan pemikirannya melalui tulisan.
“Terlebih saat ini beragam media publikasi tersedia secara luas,” katanya.
Menurutnya, banyak tokoh-tokoh politik dahulu meninggalkan tulisan dalam bentuk buku. Ia menegaskan bahkan sampai sekarang buku dan hasil pemikiran itu masih menjadi acuan.
Diterangkan, politisi, tokoh publik, influencer yang secara real melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan banyak orang menuliskan cerita, testimoni atau menuangkan pikiran tentang masyarakat itu penting. “Hal itu terlepas bagaimana persepsi dan tanggapan pihak lain atau lawan politik, tapi itu suatu hal yang positif. Karena pasti nanti akan bermanfaat dibaca orang apakah itu succes story, bad story,” ujarnya.
Dengan meninggalkan sebuah karya tulis ini, kata Muhibbin Zuhri, bisa menjadi insipirasi. “Jika hal baik bisa jadi pelajaran untuk orang mengambil hal yang sama,” bebernya.
Tokoh terdahulu, jelas pria yang akrab disapa Gus Ibin ini, menulis dengan beragam latar belakang. Ada yang menuliskan buah pikiran karena expert di bidang keilmuan tertentu. Misal dalam hal agama yang bersifat akademis.
“Tetapi juga tokoh pejuang aktivis yang bersentuhan dengan kerja sosial banyak biografi yang mendiskripsikan tentang kerja politik, pengalaman. Kebanyakan bukan merupakan pikiran dan gagasan, kebanyakan respons dia sebagai tokoh politik dan masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut ujar pria yang juga dosen di UIN Sunan Ampel ini sudah banyak tokoh politik yang sebelumnya menulis memoar. Dan itu bagus buat pelajaran generasi setelahnya.
“Saya berharap tokoh publik apalagi politisi juga menjadikan sebuah tradisi,” lanjutnya.
Tentang Arif Fathoni yang menulis buku ‘Dua Tahun Bersama Rakyat’ sebagai bentuk pertanggungjawaban ke publik ini, ditafsiri oleh Gus Ibin, sebagai makna bahwa open ke publik. Hal itu dinilainya sebagai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan.
“Namun hendaknya ditulis sejujurnya, itu tak hanya memoles citra diri tapi lebih kepada menjadikan perjalanan hidupnya, sebagai sebuah pelajaran ke publik masyarakat, sebagai selain pertanggungjawaban publik,” pungkas dia.

Sementara Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono juga memberikan apresiasi. Menurutnya, Arif Fathoni beruntung. Politisi Partai Golkar ini berangkat menjadi politisi dari seorang wartawan. Ia muda dan berbakat.
Ia mempunyai kesadaran tinggi untuk mempublikasikan seluruh gagasan yang diperjuangkan kepada khalayak ramai, diantaranya melalui buku ini.
Melalui buku ini ia bermaksud mempertanggungjawabkan seluruh kerja-kerja politik, yang menguras tenaga dan melelahkan itu, kepada publik. Terlebih sebagai anggota DPRD Kota Surabaya, sekaligus ketua Fraksi Partai Golkar, dan juga ketua DPD Partai Golkar Surabaya.
“Karena menjadi politisi adalah perwujudan atas kata-kata. Merealisasikan ide, gagasan, cita-cita ke dalam kebijakan publik, yang dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat,” ungkap Adi Sutarwijono. (ST01)