SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya membuat keputusan baru terhadap Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Setelah PTM dimulai sejak 6 September, kini pembelajaran di sekolah untuk SMP diadakan secara daring lagi.
Alasannya, kini Dispendik sedang mempersiapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Surabaya. “Saat ini kita berkonsentrasi untuk mempersiapkan ANBK yang merupakan program pemerintah pusat. ANBK ini akan diikuti oleh kelas 8 dan akan digelar pada 4-7 Oktober 2021,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya Tri Aji Nugroho, Kamis (30/9).
Menurutnya, saat ini pihak Dispendik dan pihak sekolah sedang mempersiapkan sarana dan prasarana (sarpras) berupa komputer. Sebab ANBK ini hampir mirip dengan ujian nasional yang menggunakan komputer.
Selain itu Dispendik juga sedang mempersiapkan pengawas hingga administrasinya. “Sistemnya nanti hampir mirip dengan UN (ujian nasional) dulu. Jadi, mereka akan mengerjakan soal langsung di komputer untuk mengukur kompetensi dan numerasi siswa,” kata dia.
Maka itu, dalam rangka sterilisasi tempat, persiapan sarpras dan administrasi di sekolah, serta supaya pelaksanaannya lebih lancar, pembelajaran di SMP dilakukan secara daring lagi. Ini diberlakukan sampai ANBK selesai.
“Mulai hari ini dialihkan ke daring, dan mungkin pada hari 11 September 2021 nanti PTM di SMP bisa dilakukan kembali, karena ANBK-nya sudah selesai,” tegasnya.
Aji juga memastikan bahwa pada saat pelaksanaan ANBK, Dispendik akan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pelaksanaan ANBK itu sudah diasesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya, sehingga nantinya pelaksanaannya akan dibagi ke dalam beberapa sesi, dan setiap sesi di dalam kelas hanya 15 siswa.
“Nanti kami juga akan berkoordinasi dengan Dinkes untuk mengatur jadwal swab siswa yang akan mengikuti ANBK ini, karena kita berharap nantinya siswa yang mengikuti ANBK benar-benar sehat. Inilah bentuk kehati-hatian kami di masa pandemi ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Aji membantah ada klaster sekolah di Kota Surabaya memberhentikan PTM. Menurutnya, PTM itu bukan dihentikan, tapi dialihkan sementara karena sekolah tengah mempersiapkan ANBK ini.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengakui bahwa ada satu siswa SD yang positif Covid-19 setelah dilakukan tes secara acak. Setelah ditelusuri, ternyata siswa ini baru dari luar kota dan baru pertama kali mau masuk sekolah.
“Jadi, bukan yang sudah melakukan PTM selama ini,” kata Wali Kota Eri.
Menurutnya, setiap hari di sekolah dilakukan tes secara acak, dari setiap kelas diambil beberapa siswa, dan ternyata tadi ditemukan ada satu siswa yang positif. Tes ini penting dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dalam pelaksanaan PTM.
“Makanya saya berharap orang tua murid atau wali murid untuk selalu menjaga putra putrinya. Jadi, sama-sama menjaga antara wali murid dengan gurunya kalau kita mau terus melakukan PTM,” urainya. (ST01)