SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengukuhkan 35 orang Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kabupaten/kota se-Provinsi Jatim. Pengukuhan yang dilakukan secara hybrid tersebut digelar di gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (20/9).
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah meminta agar pendidikan PAUD di Jatim dilakukan secara holistik integratif. Penanganan anak usia dini harus dilakukan secara utuh atau menyeluruh, yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraannya.
Untuk itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dan berbagai elemen, baik masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan anak Indonesia khususnya Jatim, yang sehat, cerdas, dan berkarakter sebagai generasi masa depan yang berkualitas dan kompetitif.
“Anak merupakan aset bangsa yang menentukan masa depan bangsa dan negara. Maka pengembangan anak usia dini yang holistik integratif dan berkualitas merupakan salah satu kunci penting pembangunan sumber daya manusia sejak usia dini,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam pendidikan PAUD ini ada berbagai unsur yang harus saling mendukung satu dengan yang lain. Mulai dari sarana prasarana pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, masyarakat dan unsur lainnya.
Untuk itu, dibutuhkan pembinaan serta pelatihan bagi unsur-unsur terkait salah satunya guru atau tenaga pendidiknya. “Maka proses rekrutmen dari guru PAUD ini harus menjadi perhatian bagaimana kompetensi dan pemahamannya mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni ini harus menjadi satu kesatuan,” katanya.
Diterangkan, salah satu yang menjadi ujung tombak dalam pembangunan adalah kualitas SDM. Bahwa untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing maka PR yang harus dilakukan adalah menurunkan angka stunting, termasuk di dalamnya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Penurunan angka stunting, AKI dan AKB ini, lanjutnya, harus menjadi satu kesatuan. Hal ini karena ketiga hal tersebut menjadi referensi bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas SDM dan daya saing.
Untuk itu ia berpesan Bunda PAUD kab/kota untuk memperhatikan hal ini secara serius. Mengingat hal tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM dan daya saing kita.
“Apalagi Bunda PAUD ini kan rata-rata istri bupati/wali kota sehingga melekat juga sebagai Tim Penggerak PKK. Jadi bagaimana membangun life cycle ini termasuk berkoordinasi dengan OPD terkait termasuk BKKBN. Karena soal stunting misalnya, tidak cukup sosialisasi di 1.000 hari pertama kehidupan atau saat ibu hamil, tapi harus dimulai ketika usia remaja,” jabar Khofifah. (ST02)





