SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) masa bakti 2021-2025. Sebagai langkah awal, ia melantik para pengurus pusat IKA Unair di masa bakti yang sama.
Pelantikan digelar secara hybrid, dilakukan di aula Garuda Mukti Kampus C Universitas Airlangga, Mulyorejo Surabaya, Sabtu (11/9) malam lalu. Dari total 198 orang pengurus termasuk dewan pakar dan dewan pertimbangan, hanya 45 orang yang dilantik secara langsung. Sedangkan lainnya mengikuti secara virtual.
Usai melantik pengurus, Khofifah mengajak seluruh alumni Unair untuk memperkuat jejaring, sinergi dan kolaborasi baik internal maupun eksternal. Kolaborasi itu tidak hanya bagi almamater, tapi juga masyarakat, bangsa dan negara.
“Kita butuh membangun kemitraan dengan multi stakeholders baik government, private sector, baik dengan jejaring dalam maupun luar negeri,” katanya.
“Banyak alumni Unair yang sudah ditempa dan dibesarkan oleh almamater ini. Marilah kita saling membangun penguatan, jejaring, sinergi dan berkolaborasi,” lanjut Khofifah.
Menurutnya, banyak sekali alumni Unair yang sudah mendedikasikan dirinya di berbagai profesi. Untuk itu, ia mengajak seluruh alumni Unair di berbagai profesi, sektor dan bidang itu membangun koneksitas dalam mendedikasikan dan membaktikan untuk almamater Unair, bangsa dan negara.
Pada kesepatan itu, mantan Menteri Sosial ini juga merespons permintaan rektor Unair agar IKA Unair membantu berbagai persoalan alumni, salah satunya terkait penyaluran lulusan dunia kerja. Dikatakan Khofifah, IKA Unair terutama di bidang kemitraan akan lebih memperkuat jejaring tidak hanya dengan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (Dudika), namun juga memperkuat sentra-sentra IKA Unair di berbagai wilayah, salah satunya di Jakarta.
Diterangkan, perlu koneksi dan komunikasi lebih dekat dan lebih intensif lagi. Hal ini dikarenakan kemungkinkan kerjasama telah terbangun, namun kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan dinamika perubahan di masing-masing Dudika perlu diupdate.
“Jejaring menjadi sangat penting. Update dari berbagai dinamika juga penting. Misalnya Dudika butuh lulusan dengan skill tertentu, ini yang harus kita update lagi,” katanya.
Lebih lanjut, alumni FISIP Unair ini mengatakan bahwa saat ini jejaring dan koneksitas dengan para akademisi sangat dibutuhkan terutama dalam hal kebijakan publik (public policy), salah satunya terkait transformasi digital. Banyak kebijakan yang terkait transformasi digital masuk di semua lini bukan hanya ekonomi. (ST02)